TEMPO.CO, Jakarta -Perancang Oscar Lawalatta dan Carmanita memang tidak hadir dalam acara Eksotika Tenun Indonesia, yang berlangsung beberapa waktu lalu di Gallery Springhill, Kemayoran, Jakarta. Namun karya keduanya telah menarik perhatian pengunjung. Acara yang diselenggarakan Perkumpulan Pesona Kain Indonesia itu memang menghadirkan karya kedua perancang tersebut, yang mengolah tenun Nusa Tenggara Barat, tenun Nusa Tenggara Timur, songket Sumatera, tenun Kalimantan, dan tenun Bali.
“Kain tenun dan songket yang dirancang Oscar dan Carmanita semua dari binaan kami,” kata Ketua Perkumpulan Pesona Kain Indonesia, Ikke Nirwan Bakrie. “Di tangan dua perancang ini, tenunan menjadi karya indah berupa kebaya, baju kurung, kain, baju bodo untuk menghadiri acara resmi, dan kasual."
Menurut Ikke, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian terhadap perajin kain binaan perkumpulan yang berada di berbagai wilayah di Indonesia. Tujuannya, tutur Ikke, adalah untuk memperkenalkan kembali motif-motif tenun ikat maupun songket yang bukan hanya menawan, tapi juga memiliki filosofi tinggi.
Pada acara itu, Oscar mengirimkan koleksi yang memadukan tenun ikat Nusa Tenggara Barat dan tenun ikat Nusa Tenggara Timur dengan kebaya panjang, kebaya berlengan tiga perempat, modifikasi baju bodo, dan modifikasi kebaya pendek.
Menurut Ade Syarfuan, yang ikut aktif mendampingi Oscar dan Carmanita ke perajin binaannya, tenun ikat Nusa Tenggara Timur dan Barat memiliki karakter yang khas. “Nah, untuk mendekatkan kecintaannya kepada si pemakai, terutama orang muda, harus dirancang modern dan trendi,” kata Ade, yang juga pengurus perkumpulan itu. “Oscar piawai untuk hal yang begini.”
Kain-kain tenun tersebut ditampilkan dengan kombinasi warna yang sesuai dengan tren masa kini, yakni warna biru, toska, marun, merah, dan warna klasik hitam-putih. “Kami menyarankan ke perajin binaan agar dapat menghadirkan warna baru, yakni kombinasi warna dengan motif, termasuk pengaturan tata letak motifnya,” ujar Ade.
Sedangkan Carmanita menghadirkan kebaya modern bergaya tumpuk beraksen rempel yang dipadu dengan kain songket Sumatera Barat, songket Jambi, tenun Bali Singaraja, tenun Sambas Kalimantan, dan ulos Sumatera Utara. Ia mampu membuat busana berbahan kain lokal, yang biasanya terkesan berat, menjadi busana ringan dan nyaman dikenakan.
Menurut seorang pakar kain, Asmoro Damais, tenun merupakan kain yang sering dipakai dalam upacara-upacara yang dilakukan masyarakat Jawa pada zaman dulu. Ia menambahkan, tenun lebih sering digunakan pada upacara sakral dan penting dibanding batik. “Sejak zaman kerajaan dulu, tenun yang paling sederhana dan selalu dipakai kerajaan dalam berbagai acara adalah lurik,” kata ujarnya.
Pengamat kain, Judi Achjadi, memperkuat penjelasan Asmoro. Menurut dia, di Indonesia, tenun merupakan kriya atau kerajinan tertua. Tenun adalah hasil karya kain yang dibuat dari benang, yang dimasukkan ke pakan pada alat yang disebut lungsin, setelah sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun manual, bukan mesin. Sedangkan tenun yang memakai benang emas dan perak disebut songket. “Dalam teknis selanjutnya, ada tenun ikat, dobel ikat, dan pakan,” katanya.
Judi menambahkan, pemakaian tenun dan songket tidak sebatas busana, tapi juga sebagai pelapis mebel, penghias interior, dan peralatan rumah tangga. “Tenun Indonesia eksotis,” ujarnya. HADRIANI P
Berita terkait
Republika PHK Massal 60 Karyawan, Separuhnya Wartawan
1 menit lalu
Republika tidak merencanakan PHK gelombang berikutnya.
Baca SelengkapnyaPVMBG: Aktivitas Erupsi Gunung Ibu Meningkat
38 menit lalu
PVMBG mencatat Gunung Ibu di Maluku Utara kembali mengalami dua kali erupsi tadi malam.
Baca SelengkapnyaArtis Indonesia Bereaksi Usai Timnas U-23 Kalah dari Guinea, Ibnu Jamil: Wasit Kacau
47 menit lalu
Selebritas Indonesia ramai-ramai mengungkapkan kekesalannya kepada wasit yang menyebabkan kekalahan Timnas U-23.
Baca SelengkapnyaEmpat Game Fallout Ramai Dimainkan di Steam Bulan Ini, Populer Berkat Serial TV Adaptasinya
59 menit lalu
Seri game Fallout mengisi daftar permainan yang paling ramai dikunjungi di Steam pada bulan ini. Efek penanyangan serial TV adaptasinya.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter Prediksi Lonjakan Penumpang KRL di Daop 6 Yogyakarta Saat Libur Paskah, Jam Perjalanan Ditambah
1 jam lalu
Saat libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan perayaan Paskah ini total ada 30 perjalanan commuter line (KRL) setiap harinya.
Baca SelengkapnyaLebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza
1 jam lalu
Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza
Baca SelengkapnyaRatusan Daerah Belum Salurkan Tunjangan Profesi Guru
1 jam lalu
Hingga pekan kedua Mei 2024, hanya 26 pemerintah daerah yang menyalurkan tunjangan profesi guru (TPG) ke rekening para guru.
Baca SelengkapnyaInstagram Rilis Empat Efek Baru untuk Fitur Stories, Berikut Keunikannya
1 jam lalu
Tak berhenti berinovasi, Instagram kembali menelurkan empat efek tambahan untuk fitur Stories.
Baca SelengkapnyaIni 6 Negara Pemasok Senjata Utama Israel, Ada yang Sudah Menghentikan Ekspornya
2 jam lalu
Sekutu paling kuat Israel, Amerika Serikat telah menghentikan pengiriman senjata ke negara Zionis, termasuk bom-bom berat penghancur bunker.
Baca SelengkapnyaAlasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN
2 jam lalu
Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.
Baca Selengkapnya