TEMPO.CO, Jakarta -Anita masih saja sibuk mengirimkan pesan pendek ke teman-temannya meski malam kian larut. Waktu menunjukan pukul 2.30 tetapi mahasiswa akhir di sebuah perguruan tinggi swasta jurusan teknik pertamanan ini belum juga tidur. "Saya hampir setengah tahun menderita insomnia. Kondisi masih selalu fit dan bugar tapi sulit memicingkan mata," kata wanita berusia 19 tahun ini.
Menurut dokter Ryan Thamrin, gangguan tidur atau insomnia bisa terjadi pada siapa saja. Tak hanya orang dewasa, bisa pada ibu hamil, lansia, anak, maupun bayi. Pada penderita insomnia akan mengalami sulit tidur di malam hari dan merasakan kelelahan panjang namun sukar memejamkan mata.
Dokter Ryan yang dihubungi di Jakarta pada akhir April mengatakan fakta penderita insomnia kini tak hanya diderita orang dewasa, anak-anak dan remajapun mulai mengalami gangguan tidur. Penyakit ini memiliki ciri-ciri sering merasa cemas, khawatir dan tegang.
"Ada faktor lain yang juga menjadi penyebab insomnia yaitu terus menerus mengingat masalah yang telah lalu dan kekhawatiran membayangkan masa yang akan datang," kata Ryan.
Dalam merenungi kondisi begini, seseorang akan cepat mudah terkena insomnia. "Pada akhirnya mengalami gangguan tidur karena terbayang masa lalu dan masa yang akan datang," ujarnya.
Seseorang penderita insomnia, sepintas kondisi fisiknya tampak terlihat masih segar meskipun saat bangun di pagi hari. Kata Ryan, hal ini karena asupan gizi serta suplement yang cukup atau melakukan olahraga dengan baik.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
13 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.