TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 350 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan telinga. Demikian pernyataan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rangka International Ear Care Day pada 3 Maret lalu. Dalam laporan ini disebutkan, setengah gangguan telinga sebenarnya mudah diobati dan dicegah. Sebab, gangguan tersebut umumnya terjadi karena infeksi telinga.
Banyak penyebab dari infeksi telinga. Salah satunya adalah menumpuknya kotoran telinga. Membersihkan kotoran telinga sesungguhnya mudah dilakukan. Hanya saja, seseorang terkadang terlalu malas dan menyepelekan.
Dengan mudah, kotoran telinga bisa dibersihkan dengan cotton bud atau dengan menggunakan terapi ear candle. Ear candling merupakan salah satu alternatif yang dipercaya mampu mambantu menghilangkan kotoran telinga.
Terapi ini memerlukan penggunaan lilin telinga yang terbuat dari katun atau linen yang digulung menjadi bentuk kerucut. Bahan ini kemudian direndam dalam lilin dan dibiarkan mengeras.
Untuk membersihkan telinga, lilin dimasukkan melalui lubang di piring yang dirancang khusus untuk mengumpulkan lilin. Kemudian, lilin ditempatkan ke dalam saluran telinga eksternal. Sementara salah satu ujung dimasukkan ke dalam telinga, ujung lilin lainnya disulut dengan api.
Seperti dikutip dari laman Alt Medicine, ear candle dipercaya dapat menciptakan vakum tingkat rendah yang bisa menarik kotoran keluar dari telinga dan tersedot melalui lilin berongga. Bahkan, terapi ini diklaim mampu menghilangkan kotoran yang menyebabkan sinus wajah.
Pendapat lain menyatakan, pembersihan kotoran telinga dilakukan dengan bantuan asap dari lilin. Asap yang terbaKar ini akan merangsang ekskresi alami tubuh lilin, sel mati, serbuk sari, jamur, parasit, dan kotoran lainnya.
ANINGTIAS JATMIKA | ALT MEDICINE.COM
Berita Lain:
Alat Kejut 3.800 Kilovolt Tak Membunuh Ade Sara
Pakai Tikus, Keberhasilan Terapi Avatar 70 persen
Tes Darah Bisa Ungkap Alzheimer Lebih Dini
Hidangan Dekoratif Membuat Makanan Lebih Enak
Berita terkait
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
2 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
4 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
4 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
11 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
12 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
13 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
13 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
14 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
14 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
17 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca Selengkapnya