Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Juallah Kompetensi Diri

image-gnews
fpm-www3.fpm.wisc.edu
fpm-www3.fpm.wisc.edu
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lima tahun bekerja, lima kali Bernard--bukan nama sebenarnya--berganti pekerjaan. Kali ini laki-laki 28 tahun itu bekerja sebagai periset produk barang-barang konsumsi. Meski dulu dia menggebu-gebu beralih ke pekerjaan sekarang dari analis keuangan, Bernard tetap belum menemukan pekerjaan yang cocok. “Antara pekerjaan dan kompetensi belum klop,” katanya saat dihubungi, Senin lalu.

Sebagai sarjana statistik di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, Bernard menilai kemampuannya kurang spesifik. “Saya merasa generalis,” ujarnya. Setiap kali menuliskan biodata untuk melamar pekerjaan, dia kerap bingung memahami kemampuannya yang paling menonjol. Akibatnya, dia menulis curriculum vitae lebih dari lima lembar, memuat pengalaman pelatihan dan seminar yang ia ikuti. “Prestasi ketika kuliah juga sering saya tulis,” ujarnya.

Pria asal Semarang, Jawa Tengah, itu mengatakan, setiap kali merasa bosan dengan pekerjaan, dia mulai mencari yang baru. “Kadang mendapat informasi dari teman atau agensi lowongan kerja,” ujarnya. Ia tertarik jika perusahaan yang membuka lowongan itu bonafide atau kesohor.

Bernard saat ini sedang mengikuti proses rekrutmen pada perusahaan semen yang berbasis di luar negeri. Lowongan ini ia dapatkan dari sebuah agensi. “Saya sudah menyebar curriculum vitae di beberapa agensi,” ucapnya. Bernard berharap agensi bisa menemukan pekerjaan yang cocok. “Makanya, saya tuliskan biodata selengkap mungkin,” katanya.

Lain lagi cerita Ermaya, rekan sekantor Bernard. Sejak tamat kuliah dari Institut Teknologi Bandung lima tahun lalu, dia baru dua kali pindah kerja. “Merasa cocok,” ujarnya. Menurut Ermaya, kecocokan itu didapatkan karena ia sederhana dalam menyampaikan kompetensinya.
“Saya tak bertele-tele menuliskan curriculum vitae,” kata perempuan 28 tahun itu saat ditemui di kawasan belanja Gandaria City, Jakarta Selatan, Ahad lalu.

Saat melamar, Ermaya menuliskan pengalaman kerja paruh waktu dan prestasi saat kuliah. “Tapi belum tahu kompetensinya apa,” ujarnya. Ketika mendapat pekerjaan sebagai periset pasar perusahaan lokal, ia mulai menekuni bidang tersebut. “Saya merasa cocok,” katanya.

Dari sekian proyek survei yang dikerjakan, perempuan asal Kebumen, Jawa Tengah, itu menilai lebih oke jika meneliti untuk produk anak-anak. “Saya lebih teliti dan lebih cepat selesai sebelum tenggat waktu,” ujarnya. Prestasi ini ia jadikan portofolio ketika melamar pekerjaan di perusahaan asing, dan diterima.

Pendiri dan pengelola Headhunter Indonesia, Haryo Utomo Suryosumarto, mengatakan banyak karyawan di Indonesia kurang ahli menuliskan kompetensinya. “Mereka kurang spesifik menyebutkan kompetensinya,” ujarnya saat dihubungi, Senin lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Haryo, tren karyawan memberikan biodata kepada headhunter atau agensi makin meningkat. “Rata-rata 10-15 curriculum vitae per hari,” katanya. Sayangnya, sebagian besar hanya menyebutkan riwayat pekerjaan lengkap tanpa keunggulan atau prestasi yang pernah diraihnya.

Walhasil, banyak karyawan yang memiliki riwayat pekerjaan cukup panjang, tapi malah tak pernah dipanggil. Padahal, kata Haryo, biodata yang efektif tidak lebih dari tiga halaman. “Lebih bagus dua halaman,” katanya. Yang paling utama dalam menuliskan profil diri adalah kompetensi. “Prestasi di kampus, sertifikat pelatihan, dan seminar tak perlu dituliskan,” ujarnya menambahkan.

Haryo mengatakan, agensi atau headhunter ketika mencari karyawan yang dibutuhkan perusahaan klien mereka cukup dengan menuliskan kata kunci. Nah, kata kunci ini adalah kompetensi spesifik. “Jika karyawan tak menyebutkan kata kunci ini, namanya tak bakal muncul,” ujarnya.

Haryo justru mengutamakan prestasi dalam pekerjaan sebagai hal yang perlu dituliskan, seperti yang dilakukan Ermaya. “Tuliskan saja proyek apa saja yang pernah goal,” katanya. Kalau pernah menyelesaikan sebuah proyek lebih cepat dari tenggat, “Itu sudah prestasi, tuliskan itu,” ujarnya.

Salah satu pemicu rasa tak betah adalah ketidakcocokan antara pekerjaan dan keinginan. Seharusnya situasi ini bisa dihindari dengan menuliskan profil diri yang lebih detail dan akurat. “Tidak bertele-tele,” katanya.

Namun Haryo juga mengingatkan bahwa karyawan harus mampu membedakan rasa tidak kerasan, apakah karena bosan ataukah lantaran tak cocok dengan pekerjaan. Jika tak cocok, menurut dia, penyelesaiannya memang pindah pekerjaan. “Namun, jika bosan, lebih baik baik bertahan dan ambil cuti,” katanya.

AKBAR TRI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

1 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier


Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

30 Oktober 2023

Ilustrasi orang kerja di Jepang. Foto : LKPN
Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pekerja asal Indonesia. Apa saja syarat dan cara bekerja di sana serta berapa biaya hidupnya?