Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecenderungan Baru, 'Burung Pipit' dalam Celana  

image-gnews
Anak berbadan gemuk.  Tempo/Robin Ong
Anak berbadan gemuk. Tempo/Robin Ong
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pesta sunatan Yudi (bukan nama sebenarnya) terpaksa dibatalkan. Pasalnya, juru sunat Bogem di Ciracas, Jakarta Timur, cabang Bong Supit Bogem, Prambanan, Yogyakarta, yang tersohor itu kesulitan memotong kulup bocah 10 tahun itu. Menurut ibu Yudi, penis anak bungsunya itu terlalu kecil, terbenam di dalam tubuhnya yang berbobot 67 kilogram. Padahal, dengan tinggi 150 sentimeter, seharusnya berat badan Yudi adalah 50 kilogram.

Untuk anak seperti Yudi, bobot tubuh dan ukuran penis berbanding terbalik. "Lantaran penisnya terlalu kecil, juru supit meminta Yudi menjalani diet makanan dan terapi di sini," kata sang ibu saat ditemui di klinik dokter Naek L. Tobing, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam dua pekan lalu, sepekan setelah juru supit batal menunaikan tugasnya.

Penis Yudi terbilang kecil, 3,7 sentimeter. Pengukuran dilakukan dari pangkal penis, di saat penis "rileks". Normalnya, panjang penis anak berusia sepuluh tahun adalah 5,3-7,5 sentimeter. Seorang anak dinilai memiliki mikropenis jika penisnya kurang dari 2,5 sentimeter dari panjang normal.

"Lebih dari 90 persen anak dengan kasus mikropenis yang datang ke sini mengalami obesitas," ujar Naek. "Dan jumlah kasus ini terus merangkak naik dalam sepuluh tahun terakhir," kata pemilik klinik Center for Sex and Marital Studies itu. Kini, saban hari, setidaknya sepuluh anak dengan mikropenis dan obesitas, seperti Yudi, berobat ke klinik Naek. Saat musim libur, jumlah pasien untuk kasus ini bisa melonjak dua kali lipat.

Peningkatan juga diakui Profesor Wimpie Pangkahila, Ketua Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Kini, dalam sebulan, 10-15 anak dengan keluhan mikropenis datang ke kliniknya. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menurut Aman Bhakti Pulungan, pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, pada 2010 terdapat 114 pasien mikropenis. Tahun ini, hingga April, tercatat sudah ada 37 pasien.

"Mikropenis adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai," kata Aman, yang juga menjabat sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Menurut literatur, mikropenis dapat ditemukan pada 0,6 persen anak. "Pasien mikropenis lebih banyak lagi yang berobat ke praktek-praktek dokter endokrin anak," ia menambahkan.

Menurut Naek, pada anak yang gemuk, penis kurang berkembang. Lapisan lemak yang tebal juga menyebabkan penis tidak jelas kelihatan alias mendelep atau terbenam. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak anak sulit disunat. Selain panjangnya, diameter penis mereka lebih kecil dibanding anak normal. Pada anak usia 10 tahun, misalnya, diameter penisnya hanya 1,4-1,5 sentimeter, padahal normalnya harus mendekati 2 sentimeter.

"Anak obesitas cenderung mengalami penurunan kadar hormon testosteron yang mengganggu pertumbuhan penis," kata Naek.

Terbenamnya penis dalam lemak karena kegemukan dibenarkan oleh Aman, juga Bambang Tri, dokter endokrin anak FKUI-RSCM. Namun, bisa saja sebenarnya ukuran penis anak tersebut normal. Dalam kondisi ini, lebih penting mengobati obesitasnya, yang oleh sebagian orang disebut secara salah sebagai simbol kemakmuran. "Kalau berat badan bisa diturunkan, penis akan muncul sendiri," ujar Bambang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya, bila mikropenis tidak disertai kelainan bawaan lain, seperti kelainan susunan saraf pusat, terapinya sangat sederhana, yaitu dengan obat hormon testosteron, suntikan tiap 3-4 pekan, sebanyak empat kali. Dengan dosis yang tepat, ukuran penis akan bertambah. Untuk tindakan ini di RSCM, menurut Bambang Tri, pasien cukup membayar sekitar Rp 400 ribu.

Terapi hormon testosteron pula yang diberikan Naek L. Tobing. Bedanya, hormon itu tidak disuntikkan, tapi dioleskan karena berupa krim, plus kapsul untuk diminum sehingga lebih ramah bagi anak. Dengan pengobatan 1-2 bulan, Naek mengatakan hasilnya sangat memuaskan. Penelitian yang dilakukan Center for Sex and Marital Studies (1995-1996) pada 381 anak dengan mikropenis menunjukkan rata-rata pertambahan panjang penis mereka mencapai 48,6 persen, sementara diameter penis bertambah 50,9 persen. Naek mengklaim, terapinya tak menimbulkan efek samping apa pun. Untuk terapi hormon testosteron itu, pasien harus membayar Rp 1,9 juta.

Cowok yang sebentar lagi masuk sekolah menengah pertama itu harus mengkonsumsi tiga kapsul tiap pagi dan sore selama sebulan, plus mengoleskan krim hormon pada penis 4-7 kali sehari. Diyakini ada kemajuan, pada hari terakhir sebelum kapsul habis, Yudi diminta disunat. Setelah lukanya kering, Yudi, yang kini tak lagi makan daging ayam broiler kegemarannya lantaran diet, diminta datang ke Naek untuk diperiksa.

Naek, Wimpie, Aman, dan Bambang sependapat bahwa terapi mikropenis akan efektif bila dilakukan saat anak belum mengalami pubertas. Prinsipnya, lebih dini lebih baik. Pengobatan terlambat, apalagi tak diobati, akan membuat ukuran penis si anak saat dewasa cenderung tetap mikro.

Jika saat kanak-kanak ukuran penisnya 3 sentimeter, Naek memperkirakan saat dewasa ukurannya hanya akan berkembang menjadi 6 sentimeter. Ukuran itu jauh dari rata-rata penis orang dewasa Indonesia, yakni 10,4 sentimeter, seperti hasil penelitian Naek terhadap 3.500 pria dewasa di Tanah Air. "Jika panjang penis kurang dari 8 sentimeter, sudah mulai ada problem dengan kepuasan istri saat berhubungan seksual," katanya.

Repotnya, setelah dewasa, ukuran penis tak lagi bisa diotak-atik. Dengan operasi pun, yang pernah dicoba di beberapa negara, hasilnya tak seperti yang diharapkan. Wimpie meminta kaum pria berhati-hati terhadap berbagai iklan di media massa dengan janji muluk membesarkan dan memperpanjang penis.

"Itu iklan bohong dan penipuan. Banyak pria datang ke klinik saya menjadi korban setelah penisnya berubah bentuk dan rusak akibat suntikan silikon cair gara-gara terpengaruh iklan tersebut," kata Wimpie. "Di antara korban itu ada anggota Polri dan TNI." Buntutnya, selain bengkak atau benjol-benjol, ada di antara mereka yang penisnya tak lagi bisa mengalami ereksi.

DWI WIYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

19 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

21 hari lalu

Deteksi Endometriosis Melalui Darah
Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.


7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

Ilustrasi nikah muda. shutterstock.com
7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?


Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa
Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.


Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Suasana pemberian materi kelas kampanye dengan alat peraga berupa boneka di acara National Youth Camp Sexual and Reproductive Health and Rights (SRHR) pada 16-18 Juli 2019 Embung Kaliaji, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.


Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.


Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?


CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

Thumbnail grafis Pasal Kontroversi RKUHP
CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).


Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Ilustrasi test pack kehamilan. Freepik.com
Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.


Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Ilustrasi pesta pernikahan. Pexel/Kha Ruxury
Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.