TEMPO Interaktif, Jakarta - Riana mulai uring-uringan. Suaminya, Agung, tak lagi bergairah di ranjang. Pasangan yang sudah tujuh tahun menikah dan memiliki dua anak ini hanya seminggu sekali bercinta. "Itu pun dia lakukan ogah-ogahan, saya kecewa," kata karyawati swasta sebuah perusahaan periklanan ini. Padahal, Riana tak kurang akal untuk memancing gairah suaminya, mulai urusan pakaian dalam, belajar aneka gaya melalui buku Kamasutra, hingga olahraga. "Semua tidak berhasil dan Mas Agung tetap saja sedingin es," ujarnya.
Tindakan Riana memang sudah benar. Hanya, ada masalah pada sang suami. Usut punya usut, sejak sibuk dengan pekerjaannya, Agung tak pernah berolahraga. Menurut Dokter Spesialis Pasangan Suami-Istri, Boyke Dian Nugraha, seks adalah kegiatan fisik yang membutuhkan banyak energi ketika terjadi 'pertempuran' di atas ranjang. Nah, bagi mereka yang ingin memiliki kehidupan seks yang memuaskan pasangan, perlu persiapan, antara lain meningkatkan stamina dan rajin berolahraga. "Dijamin enggak bakal KO. Yang ada pasangan justru keblinger karena geloranya bukan main," katanya.
Juru Bicara American Council on Exercise, Ricard Cotton, membenarkan pernyataan itu. Menurutnya, olahraga adalah modal penting untuk mengeratkan hubungan suami-istri. "Olahraga akan membuat kita lebih percaya diri dan berenergi," katanya. Sebab, saat lemak-lemak yang menumpuk pada tubuh terbakar, timbullah perasaan lebih seksi dalam diri. Ketika muncul perasaan seksi itu, rasa percaya diri akan meningkatkan. "Energi yang didapat dari olahraga akan membuat tidak cepat lelah."
Boston University School of Medicine pernah mengamati para pria yang setiap hari membakar minimal 200 kalori atau sama dengan melakukan olahraga jalan cepat sejauh 3,2 kilometer. Hasilnya, olahraga secara rutin bagi laki-laki, menurut Cotton, dapat menyelamatkan kaum Adam dari risiko disfungsi ereksi.
Dari kampus yang sama, peneliti kesehatan dan olahraga, Cindy Meston, menemukan bahwa olahraga yang dilakukan perempuan selama 20 menit akan memberi dorongan seksual yang lebih baik. "Sebab, pada dasarnya, olahraga melatih sistem saraf simpatik yang mengalirkan aliran darah ke organ genital kita," ujarnya.
Banyak jenis olahraga yang ditawarkan, lalu apa yang cocok untuk meningkatkan gairah seksual? Menurut Konsultan Seks dan Spesialis Rehabilitasi dari Win Klinik di Kelapa Gading, Jakarta, Ferryal Loetan, tak ada batasan olahraga apa yang paling baik untuk meningkatkan gairah seksual pria dan wanita. "Olahraga apa pun akan meningkatkan kemampuan tubuh secara umum. Sirkulasi udara yang baik akan memperbaiki fungsi sel, peredaran darah, dan saraf, yang secara umum juga akan meningkatkan vitalitas seseorang," katanya.
Meski demikian, jika bicara secara khusus tentang olahraga yang bisa meningkatkan gairah seksual, Ferryal menyarankan agar memilih olahraga dengan gerakan yang banyak melatih otot dasar panggul. Ada perbedaan dalam menentukan otot mana yang perlu dilatih yang jadi bagian dari dasar panggul ini. "Pada wanita yang melibatkan organ vagina dan anus, sedangkan pada pria yang melibatkan penis, prostat, dan anus," ujarnya.
Olahraga yang bisa melatih otot-otot di seputar panggul, antara lain berenang, berlari, berjalan cepat, dan bersepeda. "Jangan takut dengan olahraga bersepeda. Kalau dulu ada kasus gara-gara bersepeda menjadi disfungsi ereksi, itu tidak terjadi lagi sekarang," kata Ferryal. Kenapa? "Karena bentuk sadel sepeda saat ini sudah sangat dikembangkan sehingga tak akan membahayakan otot dasar panggul."
Meski begitu, menurut Ferryal, ada hal yang harus diwaspadai, "Yakni antusiasme yang terlalu berlebihan dalam berolahraga." Olahraga satu kali dalam seminggu selama 1-2 jam dinilai sudah cukup, asalkan dilakukan dengan baik dan benar untuk melatih fungsi-fungsi sendi. Dua atau tiga kali dalam seminggu pun masih bisa ditoleransi. Dokter Ferryal menyayangkan jika ada orang yang pergi ke gymnasium setiap hari. "Ini kesalahan besar karena tubuh juga punya batas," ujarnya.
Meskipun yang bersangkutan menyatakan tubuhnya merasa tidak ada keluhan, menurut Ferryal, hal itu bisa mempengaruhi sel-selnya. "Jika sel-selnya sudah berontak dan mengatakan tidak sanggup, kemampuan seksual lambat laun juga akan terpengaruh," katanya. Jadi, marilah kita berolahraga, tapi jangan berlebihan.
HANDRIANI P | UTAMI WIDOWATI