TEMPO Interaktif,: - Rismayanti baru saja melahirkan bayi laki-laki montok dengan berat 4 kilogram, bulan lalu. Masuk usia sebulan, berat bayinya bertambah menjadi 6 kilogram. Warga Jalan Andi Tonro ini agak risau dengan bobot anak pertamanya yang diberi nama Muhammad Arfan itu.
Normalnya, rata-rata berat badan bayi yang baru lahir sekitar 3,5 kilogram. Dalam perkembangannya, berat badan bayi bertambah 1 kilogram sebulan kemudian. Risma khawatir bayinya termasuk mengalami obesitas atau kelebihan berat badan yang tidak normal. Selain bisa terjadi pada orang dewasa, rupanya obesitas bisa terjadi pada bayi.
Dokter ahli kebidanan dan kandungan, Eddy Hartono, mengatakan bahwa terjadinya obesitas pada bayi sejak lahir tak lepas dari kondisi kesehatan ibunya saat mengandung. “Ibu yang menderita penyakit diabetes melitus berisiko melahirkan bayi obesitas,” kata dia dalam sebuah acara perbincangan bertajuk “Pentingnya Check Up Premarital sebelum Menikah” di Mal Trans Studio, Minggu lalu.
Eddy mengungkapkan, penyakit diabetes melitus cenderung dapat diturunkan kepada anak atau janin yang dikandung. Tanda-tanda bayi mengalami obesitas dapat dilihat dari pertumbuhan janin hingga kelahirannya.
Bayi yang berisiko lahir dengan obesitas, saat dalam rahim pun, pertumbuhannya sangat cepat. “Biasanya ada ibu hamil perutnya sangat besar dibanding ibu-ibu hamil biasanya. Dikira mungkin hamil anak kembar, ternyata bukan,” ujar Eddy.
Saat lahir, berat badan bayi mencapai 4 kilogram atau lebih. Keadaan obesitas pada bayi, selain berat badannya yang berlebihan, bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya. Efeknya bisa terjadi ketidakstabilan pada Denyut jantung dan pernapasannya. Hal ini karena kelebihan kalori di dalam tubuhnya. Selain itu, ketegangan ototnya lemah.
Eddy menyarankan kepada para ibu hamil untuk memeriksakan kesehatannya lebih awal, termasuk kadar gula darah di dalam tubuhnya. Menurut dia, terkadang ibu hamil tak menyadari dirinya menderita diabetes. Berbagai faktor gaya hidup sering kali tanpa disadari mencetuskan penyakit ini.
Misalnya pola makan yang berlebihan, obesitas, dan tidak suka olahraga. Di samping itu, penyakit diabetes juga termasuk penyakit genetis atau penyakit yang diturunkan dari orang tua.
Idealnya, menurut Eddy, pasangan yang akan menikah terlebih dulu melakukan premarital check up untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kesuburan calon pengantin, termasuk di antaranya mengetahui apakah ada riwayat penyakit Diabetes.
Tapi, jika itu tak sempat dilakukan, sebaiknya dilakukan ketika masa awal kehamilan. Pemeriksaan dilakukan dengan glukosa puasa, yaitu pemeriksaan saat pola makan normal dibandingkan dengan pemeriksaan kadar gula darah saat berpuasa. Idealnya, kadar gula darah saat berpuasa lebih rendah dibanding ketika pola makan normal. Ketika ibu hamil terdeteksi menderita diabetes, solusinya dengan melakukan diet glukosa.
Eddy mengatakan, ibu hamil membutuhkan nutrisi dua hingga tiga kali lipat daripada sebelum ia hamil. Karena nutrisi juga dialirkan kepada janin. Nah, penderita diabetes tetap mengasup nutrisi yang besar. Hanya, ia seharusnya menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa. Diet glukosa bisa mencegah bayi terkena obesitas. Bayi obesitas yang telah mengalami komplikasi sangat sulit untuk mengembalikan ke keadaan normal. “Ini karena biasanya kerusakan yang terjadi sudah permanen,” kata Eddy.
SUKMAWATI