TEMPO.CO, Sidoarjo - Kertas pembungkus semen selama ini dipandang remeh. Sebagian orang membuangnya ke tempat sampah atau membakarnya. Kertas semen dianggap sebagai limbah dan mengotori lingkungan. Berbeda dengan pasangan Weni Indrasri dan Sutiono, warga Perumahan Tanggulangin Asri Sejahtera. Mereka menyulap kertas semen menjadi kerajinan menarik.
"Dibuat menjadi dompet dan tas," kata Weni, Rabu, 28 Desember 2011. Kerajinan ini dimulai saat pasangan suami-istri ini merenovasi rumah. Saat itu banyak kertas pembungkus semen menumpuk tak terpakai. Lantas, Weni memutar otak agar kertas ini bermanfaat.
Baca Juga:
Apalagi Tanggulangin juga dikenal sebagai sentra kerajinan tas dan sepatu kulit. Weni pun berkreasi dan melakukan uji coba membuat tas dan dompet dengan bahan dasar kertas semen. "Pemerintah selama ini mengkampanyekan bebas sampah, jadi klop," katanya.
Ternyata, dalam uji cobanya dia menghasilkan tas dan dompet unik. Selain itu kerajinan yang dihasilkan awet dan tak mudah sobek. Berbeda dengan kertas buku, kertas semen berserat tebal dan kuat. Kini, produk kerajinannya laris.
Tahap awal pengerjaannya adalah kertas semen dibersihkan, sebagian permukaan kertas diikat sesuai dengan pola. Lantas dicelup dalam bak berisi pewarna tekstil sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya kertas dijemur hingga kering. Kemudian, kertas disetrika, dipotong, dan dijahit sesuai dengan pola yang diinginkan. Proses akhir kertas dilapisi vernis agar terlihat mengkilat.
Setiap hari Weni menghasilkan 10 tas dan dompet. Hasil kerajinannya dijajakan di gerai usaha kecil-menengah Jawa Timur di Juanda. Dari kerja kerasnya ini ia mendapat keuntungan sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Ia optimistis usahanya berkembang dengan menambah pekerja dan meluaskan pasar dompet ramah lingkungan ini.
EKO WIDIANTO