TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Skotlandia membuat larangan merokok di tempat umum pada 2006, kelahiran prematur di negara bagian Inggris itu menurun 10 persen. Pemerintah di sana juga percaya larangan itu bisa menurunkan penyakit jantung dan asma pada anak.
Sebuah lembaga riset, Plos Medicine, menganalisis dampak kebijakan tersebut terhadap 700 ribu perempuan selama 14 tahun terakhir.
Sekarang jumlah perempuan hamil yang merokok turun dari 25 persen menjadi 19 persen. Pada saat yang sama, terjadi penurunan jumlah bayi prematur atau lahir dengan berat badan kurang.
Penurunan kelahiran bayi prematur terjadi pada ibu yang bukan perokok dan yang merokok saat hamil. Karena itu, mereka percaya paparan asap rokok di tempat umum bisa mengganggu kehamilan.
Andy Cole, pemimpin organisasi amal untuk bayi yang butuh perawatan khusus Bliss, mengatakan sekitar 8 ribu bayi setiap tahun lahir dan butuh perawatan spesialis di rumah sakit.
Menurut dia, perempuan tidak boleh merokok selama hamil dan harus menjalani gaya hidup sehat. "Namun, penting untuk diingat, alasan bayi lahir prematur atau berat badan kurang sangat rumit," katanya. "Merokok hanya satu faktor risiko."
Skotlandia merupakan negara pertama di Inggris yang melarang merokok di tempat umum. Baru setelahnya, Wales, Irlandia Utara, dan England mengikuti pada 2007.
BBC | SORTA TOBING