TEMPO.CO, Jakarta--Boleh dibilang, tak ada kopi jelek atau tidak enak. Masing-masing punya keunikan dan kekhasan rasa. Setidaknya, prinsip itulah yang dipegang Mirza Luqman, Assistant Learning and Development Starbucks Indonesia; dan Toni Wahid, seorang penulis blog di Cikopi.com. Keduanya sepakat, rasa kopi yang nikmat dihasilkan dari perjalanan proses pengolahan biji kopi.
Koran Tempo edisi Ahad, 18 November 2012 menurunkan laporan mengenai kopi premium di Indonesia. Menurut Mirza, secara umum ada dua macam pengolahan biji kopi: giling kering dan giling basah. Namun pengolahan giling basah mengalami beberapa perkembangan. Masing-masing cara pengolahan ini ada plus-minusnya.
Mirza juga menekankan, setelah biji kopi diproses, kopi tidak boleh terkena panas ataupun dekat dengan bau kimia atau benda berbau menyengat, dan mesti tetap terjaga kelembapannya pada kadar air 11-12 persen. Dengan pengaturan suhu ruang, kopi mentah bisa tersimpan hingga 1 tahun.
Selain pengolahan, cara penyajian berperan penting dalam menyempurnakan rasa kopi. Mirza mengatakan, agar hasilnya maksimal, penyaji kopi harus juga mengetahui proses penggilingan dan alat yang dipakai. “Makin halus gilingan akan membutuhkan proses dan waktu seduh yang lebih singkat,” ujarnya.
DIAN YULIASTUTI | ANWAR SISWADI
Baca juga:
Kopi Indonesia Ibarat Anggur
Ada 11 Spesial Kopi Indonesia
Kental Rasa, Itu Kelebihan Kopi Indonesia
Rahasia Rasa Kopi Indonesia dan Kopi Gayo
Bagaimana Cikal Bakal Kopi Indonesia
Kopi Indonesia dan Kopi Premium Kita
Apa fakta dan Data soal Kopi Indonesia
Rahasia Nikmat Secangkir Kopi ala Indonesia