Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kadar Testosteron Pengaruhi Kemampuan Bahasa Bayi  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi ibu dan bayi. Myhealthnewsdaily.com
Ilustrasi ibu dan bayi. Myhealthnewsdaily.com
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Kandungan testosteron yang tinggi sebelum kelahiran bisa meningkatkan resiko keterlambatan dalam perkembangan bahasa pada anak laki-laki. Sebuah penelitian dari Australia menunjukkan salah satu alasan mengapa anak laki-laki lebih rentan mengalami keterlambatan bahasa dibandingkan dengan anak perempuan.

"Selama bertahun-tahun, kemungkinan penyebab keterlambatan bahasa menjadi misteri," kata Andrew Whitehouse, ketua tim penulis sekaligus psikolog di Universitas Western Australia. Temuan ini memungkinkan untuk mengidentifikasi sejak dini jika anak berada pada peningkatan resiko keterlambatan bahasa.

Anak perempuan mengembangkan kemampuan bahasa lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Perkembangan kemampuan berbahasa sangat bervariasi di tiap anak.

Mabel Rice, ahli patologi wicara di Universitas Kansas mengatakan anak laki-lakilah yang banyak mengejar gadis-gadis pada saat mereka mencapai usia sekolah. "Sebagian besar dari mereka dapat mengatasi hal ini," kata Rice yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Laki-laki dan perempuan dapat memproses testosteron yang berbeda. Dalam studi baru ini, para peneliti mengukur kadar testosteron dalam darah di tali pusat bayi yang baru lahir. Selanjutnya mereka mencermati kemampuan bahasa si bayi dari usia 1 - 3 tahun. Orang tua juga harus menyelesaikan kuesioner tentang perkembangan anak-anak mereka.

Temuan mereka menunjukkan bayi laki-laki dengan kadar testosteron tinggi dalam darah ternyata mengalami keterlambatan bahasa dengan perkiraan dua hingga tiga kali lebih mungkin dibandingkan dengan anak perempuan. Efek sebaliknya ditemukan pada bayi perempuan bahwa tingginya kadar testosteron dalam darah dikaitkan dengan penurunan resiko keterlambatan bahasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Whitehouse mengatakan ini mungkin karena perbedaan dalam cara laki-laki dan perempuan memproses testosteron. Menurut Rive, testosteron mempengaruhi pembangunan daerah tubuh lain yang pada gilirannya mempengaruhi perkembangan bahasa.

Saat keterlambatan bahasa mulai terjadi, Rice merekomendasikan orang tua untuk memperhatikan kosakata anak mereka. "Anak usia 2 tahun, setidaknya mereka harus memiliki sekitar 50 kata dalam kosa kata mereka," kata Rice. Jika tidak, Rice menyarankan untuk membawa anak mereka ke dokter spesialis.

MYHEALTH NEWS DAILY | ISMI WAHID

Berita terpopuler lainnya:
Kata Rhoma Irama Soal Ucapan Selamat Natal

FPI Patroli Amankan Natal

Ke Gereja, Jokowi Disoraki

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.