TEMPO.CO , Jakarta: Jam makan siang sudah datang. Surasto Murdopranoto, 83 tahun, menghampiri meja makannya menggunakan alat bantu berjalan. Langkah kakinya tidak lagi lincah. Ia hanya bisa berjalan setapak demi setapak. Kadang terlihat gemetar. Anak sulung Surasto, Tony, ikut membantu mengambilkan sebuah kursi yang menghadap taman belakang. Lalu menyajikan menu makanan yang baru saja diantar seorang kurir. “Sudah hampir dua tahun makanan buat bapak dipesan dari My Meal Catering,” ujar Tony, warga Cipete, Jakarta Selatan.
Menu makan siang Surasto, Kamis lalu itu, tak terlalu banyak. Di hadapannya tersaji pasta bertabur daging cincang (spaghetti bolognaise), sup labu siam wortel, dan makanan pencuci mulut, pudding. Takarannya pun tidak terlalu banyak, tidak lebih dari sepuluh suap. Namun, semua kebutuhan nutrisi yang dia perlukan ada di situ.
Langkah keluarga Surasto untuk berlangganan jasa katering bertolak dari kesulitan mereka menyiapkan menu makanan yang tepat. Terlebih setelah dia terserang penyakit pingsan dan kejang-kejang (komahepatik) pada 2007. Sejak itu, setiap makanan yang ditelan memicu rasa mual. Bahkan pernah beberapa kali muntah darah akibat radang di lambung.
Sejak itu, Surasto diminta dokter untuk mengatur pola makan agar kandungan nutrisinya terukur. Sayang, tak seorang pun di rumahnya paham cara mencukupi kebutuhan itu. Ternyata membuat makanan sehat dengan takaran yang tepat membutuhkan ilmu tersendiri. Dan itu semua ia peroleh setelah berlangganan katering sehat. “Memang kadang rasanya tidak sesuai selera. Tapi sejak itu badan saya agak enteng,” ujar Surasto.
Surasto adalah satu di antara ribuan orang yang memilih layanan katering sehat, yang belakangan ini menjamur di Jakarta dan sekitarnya. Selain My Meal Catering, terdapat puluhan bisnis jasa layanan katering serupa, di antaranya White Lotus Healthy Solution, Slim Gourmet, Prima Diet, dan Tuti Soenardi Healthy Food. Mereka semua hadir dengan konsep menu dan layanan yang berbeda. Ada yang memberikan layanan menu makanan untuk penderita penyakit tertentu dan penurunan berat badan. Ada pula yang melayani menu makanan sehat untuk pesta dan keperluan sehari-hari.
Boleh dibilang, menjamurnya bisnis katering ini tak terlepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat. Tidak sedikit yang mulai meninggalkan budaya makan di restoran cepat saji dan memilih mengolah sendiri makanan yang terjamin kualitasnya. Namun tidak semuanya tahu cara mengatur kebutuhan nutrisi yang tepat. Kalaupun bisa, lantaran kesibukan masing-masing, tidak semuanya bisa meluangkan waktu di dapur.
Tingginya kesadaran masyarakat itu setidaknya bisa dilihat dari jumlah pelanggan katering My Meal. Sejak didirikan pada 2005, perusahaan yang bermarkas di Tangerang ini sudah melayani ribuan orang. Para pelanggannya tersebar di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Bahkan, karena tingginya permintaan, mereka juga membuka empat cabang baru. Satu di antaranya di Semarang, Jawa Tengah.
Baca selengkapnya di tulisan tentang Katering Sehat di Koran Tempo Minggu Edisi Minggu, 30 Desember 2012.
RIKY FERDIANTO | IQBAL MUHTAROM
Berita Lainnya:
Marah Ternyata Bikin Hidup Lebih Sehat
Marahlah, Maka Usia Anda Bertambah 2 Tahun
Tips Sehat Pesta Liburan
Ribuan Kasus HIV Bertambah Dalam Tiga Bulan Ini
Corak Sederhana Jadi Trend Distro 2013
Ini Daftar Blog dan Portal Layanan Dokter Online