TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kota besar memiliki tempat ikoniknya masing-masing. Bali punya Kuta, Yogyakarta punya Malioboro, lalu bagaimana dengan Jakarta?
Ketika membicarakan kampung modern, pusat kuliner, sekaligus tempat hang out yang cozy, kebanyakan warga ibu kota akan menunjuk satu titik: Kemang.
Mengutip laporan Travelounge edisi Desember 2012, tadinya Kemang sama seperti wilayah lain yang berisi pemukiman. Namun sejak 1990-an, sejumlah pengusaha kelas wahid berniat membuat Kemang menjadi zona komersil.
Beberapa hektar tanah dibeli dan dibangun menjadi restoran, kafe, atau hotel. Melihat respons posirif konsumen dan infrastruktur yang mendukung, enterpreneur dari segala penjuru berbondong-bondong menyerbu Kemang.
Kini, sebuat saja hiburan yang ingin dinikmati, semua ada di sini. Dari sekadar menikmati sore di coffee shop, hingga menghangatkan malam di wine house.
Bagi pecinta kuliner, tinggal memilih menu pasta khas Eropa, seafood gurih asli Indonesia, atau aneka masakan unik dari Jepang hingga Turki.
Semakin larut, Kemang tak kunjung terlelap, justru semakin hidup. Di beberapa club dan lounge, pengunjung ternggelam dalam alunan musik house, electro, trance, dan semacamnya.
Sementara di sepanjang jalan, anak-anak muda masih nongkrong sambil menyantap camilan di Seven Eleven atau McDonald's.
Dengan segala fasilitas yang tersedia, Kemang tak hanya menjadi zona komersil yang selalu meriah, tetapi juga arena bersosialisasi tempat menumpahkan penat dan lelah.
Setidaknya ada lima tempat di daerah Kemang yang menjadi ikonik. Tempat itu adalah The Papilion, Kemang Arcade, Ginger Li, Plaza Kemang 88, dan Vin+.
TRAVELOUNGE
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi, Tokoh Terpopuler 2012 Google Indonesia
Penyakit Lama Golkar Kambuh
'Rhoma Irama, Tokoh Pemersatu'