TEMPO.CO, Jakarta - Penundaan jadwal penerbangan pasti membuat kesal siapa pun yang menggunakan pesawat. Bagi kalangan pebisnis profesional, dampaknya bukan hanya pada kerugian waktu, namun juga materi.
Bagi kalangan berduit, pesawat pribadi bisa menjadi salah satu pilihan.
"Karena bisnis membutuhkan kecepatan dan ruang privat, hal ini kemudian menjadi kebutuhan bagi mereka, tidak sekadar untuk pamer," ujar Joachim Hartmann, Director Aircraft Sales and Acquisition Services Asia dari Hawker Pacific Private Jets, ketika ditemui usai Mobiliari Global Luxury Conference, kemarin, Rabu, 27 Maret 2013 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Tidak hanya itu, ia mengatakan bahwa dalam empat -lima tahun terakhir pasar pesawat pribadi di Indonesia mulai menggeliat. "Tahun lalu misalnya, kami berhasil menjual hingga enam pesawat," katanya.
Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan pembelian pesawat. Yang pertama adalah ukuran pesawat dan jumlah tempat duduknya, daya jelajah pesawat, dan terakhir adalah anggaran yang dimiliki. Dalam menentukan anggaran, yang perlu diperhitungkan tidak hanya harga pesawat, namun juga biaya operasional dan pemeliharaan.
Untuk keperluan bisnis, terdapat berbagai tipe pesawat yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Ada tipe pesawat light jet dengan enam hingga delapan tempat duduk dengan harga mulai US$ 5 juta. Ada juga pesawat mid size yang memiliki hingga 12 tempat duduk dan kemampuan terbang hingga delapan jam dan dibuka dengan harga US$ 20 juta.
Contoh pesawat light jet adalah Hawker 900 XP dan pesawat mid size adalah Gulfstream 6280.
Sementara pesawat seperti Gulfstream 6450 dari tipe large-long range mampu terbang hingga 10 jam dan dibanderol mulai US$ 40 juta. Adapun pesawat ultra long range yang dapat terbang dengan jarak jelajah yang lebih jauh lagi dihargai mulai US$ 65 juta.
"Ada pula tipe pesawat pribadi kecil dengan kecepatan rendah dan jelajah yang tidak begitu jauh, biasanya digunakan untuk dipiloti sendiri, mulai US$ 5 juta," kata Paul Vand Der Blom, Director Aircraft Sales and Acquisition Service Asia dari Hawker Pacific Private Jets. Contohnya adalah Cessna Mustang dan Embraer Phenom 100.
Harga ini masih dikenai pajak sebesar 65 persen.
Pemeliharaan pesawat, bahan bakar, hingga pelatihan pilot biasanya diserahkan pemilik pada pihak ketiga, sementara mereka tinggal menentukan waktu dan tempat untuk dijemput dengan pesawat pribadinya. Bila sedang mengangggur, pesawat juga bisa disewakan.
Bila pesawat pribadi dirasa terlalu wah, penyewaan pesawat untuk melakukan penerbangan pribadi juga bisa dilakukan.
"Di Indonesia sekitar 70-80 persen yang menyewa dari kami adalah perusahaan, sementara sekitar 15 persen dari kalangan selebritas, " ujar Wando Suripto, Director JavaJet Asia, yang menyewakan pesawat untuk pelbagai kebutuhan.
RATNANING ASIH