Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Protein ASI Bisa Memulihkan Antibiotik Resisten

image-gnews
AP/Corpus Christi Caller-Times, Michael Zamora
AP/Corpus Christi Caller-Times, Michael Zamora
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Protein yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) bisa membantu membalikan antibiotik yang telah resisten jadi berfungsi lagi. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of Buffalo, Amerika, ini juga menemukan ASI menawarkan rintisan baru melawan kuman membandel (superbug).

Temuan yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE itu didasarkan pada eksperimen laboratorium. Peneliti menggunakan cawan dan binatang untuk mengetes protein kompleks yang disebut Human α-lactalbumin Made Lethal to Tumor Cells (HAMLET).

Dalam eksprerimen itu, peneliti menemukan bahwa senyawa tersebut bisa meningkatkan sensitivitas bakteri yang tangguh terhadap antibiotik, membalikan resistensi, dan membuat dosis antibiotik jadi lebih rendah saat diuji pada tikus sakit.

Kuman Streptococcus pneumoniae yang resisten penisillin dan Staphylococcus aureus yang resisten metisillin mendapatkan kembali sensitivitasnya pada antibiotik yang sebelumnya bisa mereka kalahkan.

"HAMLET mempunyai potensi untuk meminimalkan konsentrasi antibiotik yang kita gunakan untuk melawan infeksi, dan memungkinkan kita menggunakan antibiotik yang sudah mapan untuk melawan kuman yang resisten," kata kepala peneliti Anders Hakansson seperti dilansir situs Medindia, Kamis, 2 Mei 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hakansson yang juga asisten profesor di bidang mikrobiologi dan immunologi menemukan protein kompleks saat bekerja di laboratorium Catharina Svanborg di Lund, Swedia. dalam penelitian sebelumnya, protein kompleks itu telah menunjukan kemampuan membunuh secara selektif baik sel tumor maupun bakteri.

Ilmuwan berharap suatu saat protein kompleks itu bisa digunakan pada manusia, dengan mengkombinasikan dengan antibiotik yang telah ada, untuk meningkatkan kemampuan melawan superbug dan obat yang resisten terhadap bakteri.

MEDINDIA I AMIRULLAH


Topik terhangat:
Susno Duadji
 | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:
Kacang Sumber Makanan Menyehatkan

Implan Payudara Meningkatkan Risiko Kanker

Perokok Pasif Turun Kadar Kolesterol 'Baik' 

Elza Syarif Puji Keselarasan Kaum Hawa Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.