TEMPO.CO, Jakarta - Ada sekitar 37 persen anak yang mengalami stunting atau kependekan di tahun 2013. Ini terjadi di 20 provinsi di Indonesia.
"Angka ini 20 persen di atas rata-rata nasional," ungkap Prof Endang L. Achadi.MPH, Dr.PH dalam seminar diadakan Sarihusada, "1000 Hari Yang Menentukan Masa Depan Bangsa" di Hyatt Regency, Yogyakarya pada 30 Agustus 2014.
Stunting ini banyak dialami di provinsi Jawa Timur, Jawa Barat terutama Banten.
Menurut Endang, kependekan itu memiliki implikasi berbahaya, apalagi menjadi kronis dan berulang. "Bukan hanya kurang gizinya melainkan kejadiannya bisa lama dan berulang," katanya.(Baca : Anak Indonesia masih terancam pendek)
Proses pendek adalah pengecilan organ sehingga menjadi tidak optimal dan nantinya berisiko memiliki masalah ginjal, hipertensi, diabetes dan lainnya.
Anak yang mengalami kependekan, mungkin dianggap pendek fisik saja, tapi setelah dewasa diketahui organnya tidak tumbuh secara optimal hingga munculnya beberapa penyakit.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
5 Benda yang Lebih Kotor daripada Toilet
Wajah Manusia Sarang Jutaan Tungau
Anak Afrika Lebih Bahagia daripada Anak Inggris
Toilet Inovatif, Bisa Dibawa dan Portable