Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salah Pilih Mainan Anak Bisa Berujung Celaka

image-gnews
Ilustrasi anak dan telepon genggam. Sxc.hu
Ilustrasi anak dan telepon genggam. Sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bermain adalah kesenangan yang harus diperoleh setiap anak sebagai tahap dari tumbuh-kembangnya. Menurut psikolog anak Fabiola Priscilla Setiawan, mainan yang baik untuk anak adalah mainan yang memiliki banyak manfaat dan mampu mengoptimalkan tumbuh-kembangnya. “Oleh karena itu harus disesuaikan dengan usia, kemampuan, dan kebutuhan anak,” tutur Fabiola kepada Tempo, Jumat lalu.

Sedangkan kriteria mainan yang buruk adalah mainan yang bisa berdampak negatif bagi tumbuh-kembang anak, mengancam kesehatan anak, dan membuat trauma. Fabiola mencontohkan mainan yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan.

Bila salah memilih mainan, buntutnya tidak main-main. Ada banyak kasus anak yang celaka gara-gara orang tuanya abai dan tidak peduli terhadap jenis permainan bagi si anak. Inilah beberapa kasus di antaranya:

1. Tertembak pistol-pistolan
Pada 13 Agustus 2013, Rumah Sakit M. Djamil, Padang, mencatat ada enam anak berusia 5-12 tahun yang dirawat secara bersamaan karena matanya hampir buta akibat bermain pistol-pistolan. Peluru plastik yang terlontar dan masuk ke mata dapat merusak saraf optik serta retina yang berakibat pada kebutaan. Keenam korban pistol-pistolan ada yang tertembak karena peluru nyasar ataupun ditembakkan langsung oleh temannya karena dikira pistol tersebut tidak berpeluru. Selain dapat masuk ke mata, peluru plastik dapat masuk ke lubang hidung anak. Bila tidak segera dikeluarkan, peluru plastik dapat terbawa hingga ke paru-paru.

2. Terbakar karena ledakan petasan
Wajah anak berusia 12 tahun, asal Kulon Progo, Yogyakarta, hampir hancur terbakar setelah terkena ledakan petasan di rumahnya, Kamis, 2 Juli 2015. Anak berinisial TS tersebut harus dirawat di RSU Dr Sardjito karena terbakar dan beberapa serpihan petasan masuk ke kornea matanya. Di Madura, seorang anak bernama Arif, 8 tahun, harus dirawat di RSUD Dr Soetomo karena tangan kanannya hancur akibat terkena ledakan petasan, Jumat, 3 Juli 2015. Jika daging dan otot di tangan kanan Arif tidak hidup, harus diamputasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Tersedak koin hadiah snack
Pada 16 Juli 2010, koin Rp 500 sebagai hadiah dari makanan ringan tertelan anak balita berumur 3,5 tahun asal Desa Bulusan, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Karena menelan koin, Edo Prabowo harus dioperasi di RSU Dr Soetomo. Sebulan sebelumnya, RSU Dr Soetomo juga menangani kasus tertelannya mainan dan benda asing yang sudah menimpa empat anak.

4. Racun pada mainan anak
Pada 25 Januari 2012, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengumumkan penemuan 21 mainan anak yang dijual di 12 tempat mengandung empat bahan berbahaya. Antara lain, timbal (Pb), merkuri (Hg), cadmium (Cd), dan chromium (Cr). Keracunan zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan tubuh lemas, depresi, terganggunya sistem pencernaan dan rasa mual, juga sakit perut yang disertai diare. Jika terkonsumsi dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat, kanker paru-paru, gagal jantung serta ginjal, dan bahkan kematian.

CHETA NILAWATY  | DARI BERBAGAI SUMBER


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

1 hari lalu

Ilustrasi Pemerkosaan. shutterstock.com
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.


Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

22 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

38 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

47 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

49 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

49 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

58 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

59 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

59 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.