TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa bulan ke depan, dunia kerja akan dipenuhi oleh talenta dari generasi Z. Karena itu, perusahaan yang ingin bertahan wajib mempersiapkan kapasitas generasi ini sedini mungkin.
Dino Martin, CEO Karir.com, punya penemuan menarik soal generasi yang lahir pada 1995 ke atas ini. “Gen Z memiliki karakteristik yang unik. Meski lahir dari orang tua yang berasal dari Gen X, mereka tumbuh dan banyak dipengaruhi oleh Gen Y,” kata Dino ditemui di acara buka puasa Insight Karir.com di Jakarta Design Center pekan lalu.
Dalam surat elektronik yang dikirim ke Tempo pada Senin, 6 Juli 2015, Dino menerangkan generasi Z merupakan penerus generasi Y yang lahir antara 1981-1995. Meski keduanya terbilang sangat akrab dengan dunia Internet, generasi Z lebih melek teknologi dan memiliki kesadaran privasi yang lebih tinggi.
Dino menjelaskan generasi Z cenderung lebih berorientasi pada masa sekarang atau lebih realistis dibanding generasi sebelumnya. Mereka sangat peduli pada kenaikan jenjang dan karier mereka, sehingga pihak HRD harus bisa mengakomodasi kebutuhan mereka.
Perubahan karakteristik dari generasi ke generasi, sejak generasi Baby Boomers dan Generasi X, menuntut peran departemen sumber daya manusia (HRD) berubah pula. “Dari perannya yang hanya sebagai personal departemen yang menangani gaji dan benefit, berubah menjadi Strateguc HR dan Talent Management,” kata Dino.
Dino mengatakan generasi Z ini sangat peduli pada kenaikan jenjang dan karier mereka, sehingga pihak HRD harus bisa mengakomodasi kebutuhan mereka. Untuk satu hal, sebenarnya generasi ini tidak suka diberi seragam untuk perusahaan. “Tapi karena ditekankan harus keren, maka mereka mau pakai seragam,” kata Dino.
Namun, ada satu kelemahan dari generasi Z “Kalau datang ke sebuah seminar maunya duduk di belakang, bukan di depan,” katanya.
HADRIANI P