Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Ayah Ajak Bayi Mengobrol

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Pesepak bola Cristiano Ronaldo terlihat asyik bermain bersama putranya, Cristiano Ronaldo Jr. di sebuah lapangan berumput. Kehangatan ayah dan anak ini terekam lewat video yang diunggah ke media sosial. Youtube.com
Pesepak bola Cristiano Ronaldo terlihat asyik bermain bersama putranya, Cristiano Ronaldo Jr. di sebuah lapangan berumput. Kehangatan ayah dan anak ini terekam lewat video yang diunggah ke media sosial. Youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ayah pun perlu mengajak anak-anaknya yang belum bisa berbicara untuk mengobrol dan melihat jawaban yang diberikan.

"Jangan takut tidak punya ide bercerita," kata praktisi neurosains terapan Anne Gracia saat acara Daycare PT Unilever Indonesia "Daddy & I, Together for a #brightFuture" di Jakarta, Selasa.

Anak belajar mengidentifikasi suara kedua orangtuanya saat mereka berbicara. Saat mendengar suara tinggi, misalnya, mereka akan berasosiasi dengan ibu karena umumnya rentang suara perempuan tinggi.  Sebaliknya, mereka akan mengingat ayah ketika mendengar suara yang lebih rendah.

 

Saat sedang beraktivitas bersama anak, makan misalnya, ceritakan hal-hal sederhana yang berhubungan dengan kegiatan tersebut, seperti "gigi Ayah lebih besar makanya bisa makan yang lebih besar juga", kata Anne.

 

Ketika anak sudah lebih besar, sang ayah dapat meluangkan waktu membacakan cerita sebelum tidur, bergantian dengan ibu. "Anak jadi punya kerinduan ke ayah," kata Anne.

 

Selain itu, aktivitas mendongeng pun melatih orang tua ddalam memilih ide cerita dan kata. Penata musik Dian HP menjelaskan musik pun memiliki nada yang tinggi dan rendah. 

 Untuk bayi, sebaiknya diperkenalkan melodi yang sederhana, yang rentang nada tinggi dan rendahnya tidak terlalu lebar agar anak merasa nyaman.

 

 Begitu pun dengan suara ayah dan ibu, harus diperkenalkan secara seimbang kepada anak. "Kalau anak biasa mendengar suara tinggi, lalu tiba-tiba mendengar suara rendah akan ada perasaan khawatir," kata Anne.

 

"Maka dari itu, ayah jangan sampai tidak bersuara." Agar anak tidak takut terhadap nada tinggi, karena kerap dikaitkan dengan amarah, Anne menyarankan orang tua untuk bernyanyi ketika memint anak melakukan sesuatu.


ANTARA
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.