TEMPO.CO, Jakarta -Pekerjaan pilot tak lagi identik dengan laki-laki. Saat ini sederet nama perempuan sudah masuk dalam barisan pengemudi burung besi. Patricia Yora Wenas salah satunya. Perempuan kelahiran Bogor 7 November 1991 ini berprofesi sebagai co-pilot di PT Garuda Indonesia sejak September 2014 lalu.
“Awalnya saya hanya mencoba tes beasiswa pilot karena ditawari papa,” ujar Yora kepada Tempo saat ditemui di kediamannya di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan, Jumat 3 Juli 2015.
Saat mengikuti tes beasiswa pendidikan pilot, Yora sudah diterima sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya. “Jadi pilot saat itu nothing to lose, karena aku kan inginnya jadi psikolog,” kata dia.
Tapi takdir berkata lain, tak disangka Yora lolos tes dan mendapatkan beasiswa pendidikan pilot. Rasa penasaran untuk mencoba pengalaman baru akhirnya mendorong Yora melepas cita-cita menjadi psikolog dan beralih ke mencicipi pendidikan pilot.
Perjalanannya menjadi pilot di beberapa maskapai memberikan banyak pelajaran berharga. Dalam rentang waktu tiga tahun Yora sudah merasakan menerbangkan pesawat berbagai jenis kelas dan pelayanan dari medium cost, low cost, hingga full service. “Makin besar kapasitas pesawatnya, tanggung jawab semakin besar untuk keselamatan penumpang di belakang saya,” kata Yora.
AISHA SHAIDRA