Jangan Salah, Ini Aturan Menu 4 Bintang MPASI

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mila Novita

Sabtu, 9 Februari 2019 17:01 WIB

Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika memasuki usia 6 bulan, bayi membutuhkan makanan pendukung ASI atau MPASI. Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan agar menu MPASI pada 14 hari pertama adalah menu tunggal, selanjutnya menu 4 bintang. Seperti apa menu 4 bintang?

Baca juga:
Kriteria Memberikan Anak MPASI Menurut Dokter Reisa Broto Asmoro

Dalam satu porsi makanan menu 4 bintang terdapat karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, dan ditambah sayuran. Keempat unsur ini harus ada untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan nutrisi lain. Tujuannya, menghindarkan si buah hati dari berat badan rendah, gizi buruk, hingga stunting alias gagal tumbuh. Masalahnya, ibu-ibu zaman now membuat kreasi menu 4 bintang yang ternyata tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan anak.

“Sering kali ibu salah kaprah. Menu 4 bintang itu harus ada karbohidrat, lemak, dan protein,” kata Pernah, Dr. dr. Conny Tanjung Sp.A(K) kepada Tabloid Bintang di Jakarta Selatan, pekan lalu.

Conny bercerita tentang seorang ibu yang datang kepadanya dan mengklaim bikin menu 4 bintang. Setelah cek isinya hanya satu porsi karbohidrat dan tiga jenis sayur. Menurut Conny, itu bukanlah menu bintang 4. “Nasi dan sayuran saja enggak cukup,” kata dia.

Conny mengingatkan, tujuan menyusun menu 4 bintang yakni menambal nilai gizi ASI yang menurun seiring waktu. Pada 6 bulan pertama menyusui, ASI kaya karbohidrat, protein khususnya hewani, vitamin, dan mineral. Setelah itu, nilai gizinya tak sebanyak dulu.

Menu 4 bintang mestinya mengandung karbohidrat, protein hewani maupun nabati, bahan pangan yang mengandung susu, kacang-kacangan, buah, sayur, serta lemak. Ini harus dicamkan para ibu mengingat, asupan gizi memiliki 4 peran penting buat si kecil.

“Pertama, untuk stok energi melakukan aktivitas sehari-hari. Kedua, untuk tumbuh kembang. Ketiga, mendukung metabolisme tubuh. Terakhir, terapi. Artinya, mempercepat proses penyembuhan saat sakit. Harus diakui, masalah utama yang dihadapi masyarakat Indonesia terkait gizi adalah stunting, yakni keadaan di mana panjang badan anak di bawah minus 2 dari standar deviasi tumbuh kembang yang ditetapkan WHO,” Conny menjelaskan.

Stunting tidak datang tiba-tiba. Ia dimulai dengan perlambatan pertumbuhan yang jika dibiarkan, menjelma menjadi kurang gizi. Kurang gizi jika dibiarkan, menjadi stunting. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam daftar negara dengan kasus stunting terbanyak sejagat.

Stunting memiliki efek jangka pendek dan panjang. Efek jangka pendeknya, menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan frekuensi sakit dan angka kematian yang dipicu penyakit akut seperti diare serta radang paru-paru. Selain itu, mengganggu proses tumbuh kembang.

“Dampak jangka panjangnya, penurunan tingkat kecerdasan, gangguan kesehatan reproduksi saat dewasa, hingga rentan terserang penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi,” ia mengingatkan.

Baca juga: MP ASI untuk Bayi 6 Bulan Sebaiknya Dimulai dengan Karbohidrat

TABLOID BINTANG

Berita terkait

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

7 jam lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

19 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

25 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya

8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

27 hari lalu

8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

27 hari lalu

Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

30 hari lalu

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.

Baca Selengkapnya

Bisa Kenyang Lama, Ini 10 Camilan Sehat Cocok untuk Sahur

32 hari lalu

Bisa Kenyang Lama, Ini 10 Camilan Sehat Cocok untuk Sahur

Berikut 10 camilan sehat dan lezat untuk waktu sahur.

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

32 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

Kolesterol baik membantu dalam menyerap kolesterol dalam darah dan membawanya ke hati. Ini 4 Tips tingkatkan kolesterol baik dalam tubuh.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

35 hari lalu

Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

Penyaluran bantuan pangan untuk pencegahan stunting mulai dilakukan. Nilai total anggaran Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya