Alasan Jadi Pekerja Lepas Kian Diminati Generasi Milenial

Reporter

Swa.co.id

Kamis, 20 Februari 2020 09:10 WIB

Ilustrasi perempuan bekerja dari rumah. (Pixabay/Free-Photos)

TEMPO.CO, Jakarta - Pekerjaan lepas atau tidak terikat dengan satu perusahaan semakin diminati oleh generasi milenial atau Gen Y dan Gen Z karena fleksibilitas waktu dan lokasi kerja serta memberikan kesempatan untuk menyalurkan minat dan bakat. Bekerja lepas dipandang cukup menjanjikan secara penghasilan.

Pekerja lepas dapat menghasilkan setara atau melebihi Upah Minimum Regional (UMR) sarjana di DKI Jakarta. Pekerjaan lepas dipandang prospektif untuk ditekuni secara jangka panjang. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Sribu Digital Kreatif (Sribu), perusahaan rintisan yang bergerak di bidang penyediaan jasa solusi konten dan pemasaran digital berbasis crowdsourcing.

Survei diadakan pada Januari 2020 melibatkan lebih dari 200 pekerja lepas yang telah melalui proses kurasi oleh tim Sribu dan berdomisili di berbagai kota di Indonesia, antara lain dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan NTB.
Ryan Gondokusumo, CEO dan Founder Sribu, memaparkan bahwa platform crowdsourcing seperti Sribu.com dan Sribulancer.com, telah mempertemukan komunitas pekerja lepas dengan pemberi pekerjaan (klien) dengan mudah dan cepat.

Menurutnya, platform ini menciptakan peluang bagi pemerataan dan kesetaraan kesempatan kerja bagi para freelancer dari seluruh wilayah Indonesia. Kesempatan kerja yang cenderung masih terpusat di kota-kota besar kini dapat diakses oleh pekerja yang berasal dari kota-kota kecil dan pedesaan, tanpa dibatasi oleh lokasi dan ruang kerja.

“Tidak hanya itu, temuan survei kami juga mengungkapkan terciptanya kesetaraan karena peluang kerja sebagai freelancer tidak dibatasi oleh gelar akademis, namun klien menilai berdasarkan kinerja, kualitas, dan etos kerja mereka,” tegasnya.

Advertising
Advertising

Ryan menjelaskan dari hasil survei terlihat bahwa tren bekerja sebagai pekerja lepas semakin diminati di kalangan Gen Y dan Gen Z Indonesia. Sebanyak 65 persen dari keseluruhan responden survei berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun, sementara 27 persen berasal dari kelompok usia 30-40 tahun, dan sisanya berusia 40 tahun ke atas.

Hal ini karena hasil survei yang menunjukkan bahwa besaran penghasilan bekerja secaralepas juga dianggap cukup menjanjikan dan bahkan tidak kalah dibandingkan dengan pekerjaan penuh waktu lain.

“Lebih dari 20 responden yang berpartisipasi dalam survei mengatakan bahwa mereka dapat menghasilkan lebih dari Rp 3,5 juta per bulan dari pekerjaan sebagai freelancer, atau setara dengan UMR sarjana di DKI Jakarta,” katanya.

Fleksibilitas waktu, lokasi kerja, serta kesempatan menyalurkan minat dan bakat menjadi dua alasan yang paling banyak dipilih oleh responden memilih bekerja lepas. Bekerja lepas memungkinkan untuk tetap memenuhi tanggung jawab lain di luar pekerjaan, misalnya mengurus keluarga dan keadaan fisik yang tidak memungkinkan untuk bekerja di luar rumah.

Namun demikian, prospek penghasilan yang menjanjikan dari pekerjaan lepas ternyata membuat mayoritas responden mempertimbangkan untuk menjadikan pekerjaan ini sebagai pilihan karier yang dapat ditekuni dalam jangka panjang. Sebanyak 95 persen dari responden survei menyatakan akan terus menekuni pekerjaan lepas. Bahkan, 53 persen responden menyatakan berencana untuk menekuni pekerjaan ini selama lebih dari lima tahun yang akan datang.

Selain referensi klien, teman dan kerabat, platform Crowdsourcing seperti Sribu dianggap efektif untuk mendatangkan pekerjaan. Alasan utama para pekerja lepas bergabung dengan platform Sribu adalah karena mempertimbangkan reputasi Sribu yang sudah terbukti dengan jaringan klien yang luas sehingga memudahkan pekerja lepas untuk mendapatkan klien. Selain itu, mereka juga memilih untuk bergabung dengan Sribu karena merasa nyaman bertransaksi melalui platform dan dukungan teknis dari tim.

Bekerja lepas membuka kesempatan kerja bagi para pekerja di bidang kreatif tanpa mewajibkan ijazah sarjana sebagai syarat mutlak. Sebagian responden menyatakan bahwa mereka memilih untuk menekuni profesi sebagai pekerja lepas di bidang kreatif karena tidak dibatasi oleh persyaratan minimum pendidikan. Sebagai pekerja lepas, kualifikasi mereka diukur oleh portofolio, keahlian dan kompetensi yang dimiliki.

Jasa desain, penulisan (copywriting), dan pemasaran daring menjadi tiga jenis pekerjaan yang paling populer. Dan mayoritas mengalokasikan kurang dari 20 jam kerja setiap minggu. Sebanyak 62 persen responden menyatakan mengalokasikan kurang dari 20 jam kerja per minggu. Kebanyakan di antara mereka baru bergabung dan menangani kurang dari tiga pekerjaan setiap bulan.

Jumlah responden yang menjadikan profesi kerja lepas sebagai pekerjaan utama sama banyaknya dengan yang menjadikan profesi ini sebagai pekerjaan tambahan di samping pekerjaan utama. Kelompok responden yang menjadikan pekerjaan lepas sebagai satu-satunya pekerjaan memiliki beragam alasan, seperti keterbatasan kualifikasi pendidikan, kewajiban untuk mengurus keluarga, keterbatasan fisik (sakit), dan besarnya penghasilan yang didapatkan.

Sebagian responden yang bekerja lepas secara paruh waktu berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda dari jenis pekerjaan. Banyak yang mengerjakan pekerjaan kreatif justru berasal dari bidang yang sama sekali tidak berkaitan langsung, misalnya makelar, auditor, penyanyi, dan sebagainya.

Berita terkait

Generasi Milenial Punya Peran Penting untuk Capai Indonesia Emas 2045

47 hari lalu

Generasi Milenial Punya Peran Penting untuk Capai Indonesia Emas 2045

Generasi milenial berperan aktif dan strategis menjadi agen perubahan demi menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045

Baca Selengkapnya

Apakah Pekerja Lepas Wajib Melaporkan SPT Tahunan?

54 hari lalu

Apakah Pekerja Lepas Wajib Melaporkan SPT Tahunan?

Bagi para pekerja lepas atau freelance, melaporkan SPT Tahunan menjadi suatu kewajiban yang harus dipenuhi setiap tahunnya

Baca Selengkapnya

DPR dan Tempo Beri Tips agar Pemilih Muda Bijak Memilih

13 Februari 2024

DPR dan Tempo Beri Tips agar Pemilih Muda Bijak Memilih

Pendidikan atau literasi politik dicanangkan agar para pemilih muda bisa lebih bijak memilih.

Baca Selengkapnya

5 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Diketahui

2 Januari 2024

5 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Diketahui

Generasi Z lahir di tengah kemajuan teknologi yang mempengaruhi sifat dan tumbuh kembang mereka.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kaum Milenial Aktif di Kancah Politik Nasional

14 Desember 2023

Bamsoet Ajak Kaum Milenial Aktif di Kancah Politik Nasional

Bambang Soesatyo mendorong generasi milenial dan generasi Z untuk terlibat aktif dalam kancah politik nasional.

Baca Selengkapnya

Deretan Janji Gibran ke Santri soal Dana Abadi Pesantren hingga Program Khusus bagi Milenial dan Gen Z

4 Desember 2023

Deretan Janji Gibran ke Santri soal Dana Abadi Pesantren hingga Program Khusus bagi Milenial dan Gen Z

Gibran Rakabuming Raka menilai santri adalah bagian dari generasi emas. Oleh sebab itu, pesantren akan terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Anies Sebut KPR Kepanjangan dari Kapan Punya Rumah, Benarkah Proses Pengajuannya Rumit?

29 November 2023

Anies Sebut KPR Kepanjangan dari Kapan Punya Rumah, Benarkah Proses Pengajuannya Rumit?

Calon presiden Anies Baswedan mengatakan pengajuan KPR terbilang rumit. Konsultan properti Syarifah Syaukat menanggapi hal ini.

Baca Selengkapnya

Partisipasi Gaya Hidup Prioritaskan Lingkungan Perlu Dilakukan oleh Lintas Generasi

26 November 2023

Partisipasi Gaya Hidup Prioritaskan Lingkungan Perlu Dilakukan oleh Lintas Generasi

#IndonesiaAsri dapat menjadi wadah aspirasi dan kebutuhan dari setiap generasi untuk memberikan dampak positif di bidang lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani ke Generasi Z dan Milenial: Setelah Pandemi, Digital Disruption, Bisa Nggak Bertahan?

24 November 2023

Sri Mulyani ke Generasi Z dan Milenial: Setelah Pandemi, Digital Disruption, Bisa Nggak Bertahan?

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan generasi milenial dan generasi Z memiliki kesamaan dengan perekonomian Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Berharap Generasi Milenial dan Gen Z jadi Kekuatan Baru Bangsa

24 November 2023

Jokowi Berharap Generasi Milenial dan Gen Z jadi Kekuatan Baru Bangsa

Jokowi menyatakan RI akan menikmati puncak bonus demografi dengan 68 persen penduduk didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z pada 2030.

Baca Selengkapnya