Bentuk yang Unik Bikin Sepeda Semakin Diminati

Reporter

Praga Utama

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 15 Juli 2020 08:45 WIB

Ilustrasi wanita naik sepeda. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bermula dari iseng “memutilasi” sepeda gunung merek Federal dua tahun silam, Feri Soemantri kini dikenal sebagai ahli pembuat sepeda dari Bandung. Sepeda-sepeda buatan MV Corp Bdg--nama workshop milik Feri—terkenal di kalangan pencinta kegiatan bersepeda di Tanah Air karena keunikannya.

Secara ukuran dan bentuk, sepeda-sepeda MV tampak lebih mungil dari sepeda biasa. Tampilannya juga tak lazim: ada yang posisi rangkanya saling bersilang; ada yang palang penopang roda belakangnya menekuk dan membulat; hingga yang fork depannya menyatu dengan rak untuk membawa barang.

Jenis sepeda karya Feri ini termasuk dalam golongan minivelo alias sepeda mini. Sekilas bentuknya mirip sepeda lipat atau BMX. Meski ukurannya mungil, penggunanya orang-orang dewasa. Menurut Feri, pemesan biasa menggunakan sepeda itu untuk bepergian jarak jauh (touring) ataupun sekadar bersepeda di dalam kota.

Sepeda jenis ini belakangan populer karena unggul dalam berbagai hal dibanding sepeda biasa. “Minivelo itu lebih gesit, ringan, dan enak dibawa nanjak dibanding sepeda berukuran besar. Lalu, jika dibandingkan dengan sepeda lipat, minivelo lebih kokoh rangkanya,” kata Feri kepada Tempo, Kamis 9 Juli 2020. Ditambah lagi desainnya unik dan menarik perhatian, membuat pemakainya terlihat berbeda dan menonjol.

Feri memulai usaha sepeda custom ini secara tak sengaja. “Saya awalnya memang suka touring pakai sepeda Federal.” Tapi, karena usia yang semakin tua, ia merasa mudah ngos-ngosan jika bersepeda pakai sepeda berukuran besar. Ia iseng “mengecilkan” sepeda Federal miliknya menjadi sepeda mini.

Advertising
Advertising

Hasilnya langsung ia tes dengan melakukan touring dari Blitar ke Bromo di Jawa Timur. “Ternyata saya cocok pakai sepeda mini,” ujarnya. Ia tidak ngos-ngosan ketika berada di jalur mendaki. Dalam perjalanan itu, sepeda yang dipakai Feri pun ternyata bisa mengimbangi sepeda-sepeda touring yang dipakai kawan-kawannya.

Setelah ia melakukan perjalanan itu, kawan-kawannya meminta dibuatkan sepeda serupa. Dari situ, sepeda minivelo karya Feri dikenal banyak orang pencinta kegiatan bersepeda. Berkat promosi dari mulut ke mulut, plus media sosial, peminatnya pun terus bertambah.

Kebetulan Feri punya kolega yang memiliki pabrik sepeda di Bandung. Feri pun bekerja sama memproduksi rangka khusus minivelo. Sebagai produk custom, konsumen dibebaskan menentukan sendiri bentuk dan spesifikasi sepedanya. Agar ukuran sepeda sesuai dan nyaman digunakan pemesan, Feri juga mewajibkan pemesan mencantumkan tinggi badannya. Dengan begitu, sepeda buatan Feri benar-benar terasa personal bagi setiap pemesannya. “Kenyamanannya juga jadi optimal.”

Saat ini Feri memasarkan rangka sepedanya seharga Rp 1,7-1,8 juta. Jika dalam bentuk sepeda utuh, sudah termasuk semua komponen, harganya Rp 5-7 jutaan, bergantung pada spesifikasi komponen. “Biasanya saya tanya dulu bujet yang dipunyai konsumen berapa, nanti spesifikasinya tinggal disesuaikan,” kata dia.

Tak jarang ada yang memesan sepeda kelas premium dengan harga tembus belasan juta rupiah. Harga sepeda paling mahal yang pernah ia buat Rp 24 juta. “Memang semua komponennya pakai yang paling tinggi.” Tapi, walau harganya bervariasi, Feri berani menjamin semua sepeda buatannya memakai material berkualitas dan awet. “Soal pemilihan material, saya memang tidak mau asal,” ujarnya.

Sebetulnya material yang ia gunakan adalah pipa besi yang lazim dipakai membuat rangka sepeda. Tapi Feri hanya mau memakai pipa besi dengan ketebalan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar sepedanya tahan banting, kokoh, dan tak mudah retak. Untuk menegaskan kualitas sepedanya, Feri bahkan berani memberikan garansi seumur hidup untuk frame sepeda buatannya. “Selama saya masih hidup, kalau sepeda buatan saya kenapa-kenapa, pasti saya tanggung jawab.”

Toh, sejauh ini sepeda-sepeda buatan Feri hampir tak pernah dikeluhkan pemesannya. Bagi Feri, kualitas produk dan kepercayaan konsumen adalah dua hal yang paling penting dalam bisnis sepeda custom. “Kepercayaan orang itu tidak ternilai. Makanya, kalau ada yang komplain sepeda, pasti saya ganti baru,” tutur dia.

Tak jarang pula, Feri menguji sendiri daya tahan sepeda produksinya dengan melakukan perjalanan jarak jauh. Suatu kali, ia pernah membuat sepeda dengan bujet paling minim, Rp 3 jutaan. Ia menempuh perjalanan Bandung-Ciawi, Bogor. “Ternyata, meski komponennya murah, sepedanya enak dipakai dan tembus tanjakan di Puncak.” Saat tiba di tujuan, sepeda itu malah dibeli oleh salah satu kawannya yang kagum kepada bentuk dan keandalannya.

Rata-rata setiap bulan ia bisa memproduksi 20 rangka sepeda. Belakangan, ketika aktivitas bersepeda semakin ngetren di mana-mana, pemesan sepeda Feri semakin banyak. “Sekarang sudah mengantre 50 pemesan. Jadi, kalau ada yang mau pesan, harus bersabar,” ujarnya.

Tak cuma dari dalam negeri, tak sedikit pemesanan datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, sampai Prancis. “Tapi saya belum berani memenuhi permintaan mereka, karena belum menguasai soal pengirimannya.”

PRAGA UTAMA | KORAN TEMPO

Berita terkait

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

11 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

10 Tips Bagi Para Pemula yang Ingin Bersepeda Jarak Jauh

14 hari lalu

10 Tips Bagi Para Pemula yang Ingin Bersepeda Jarak Jauh

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk memastikan pengalaman bersepeda jarak jauh Anda berjalan dengan aman dan nyaman.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

14 hari lalu

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap latar belakang aturan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

14 hari lalu

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas meminta para pengusaha tidak curang.

Baca Selengkapnya

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

15 hari lalu

Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar

Pertanyaan sering muncul: manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan? Apakah berlari lebih baik dari bersepeda, atau justru sebaliknya?

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

16 hari lalu

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

Level pengetahuan kebanyakan konsumen Indonesia soal perlindungan dan hak-hak konsumen masih di level tiga, dari level tertinggi 5.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

17 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

17 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

20 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

20 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya