IDAI : Ada 3 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Bila Ingin Buka Sekolah saat Pandemi

Senin, 21 September 2020 13:35 WIB

Ilustrasi orang tua antar anaknya ke sekolah. pbs.org

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 belum menemukan titik terang. Hal tersebutlah yang membuat berbagai kebijakan terkait era new normal harus dijalankan. Salah satu yang masih pro dan kontra di masyarakat adalah tentang membuka sekolah.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, mengatakan sekolah yang berada di zona hijau dan kuning boleh beroperasi seperti biasa. Tujuannya, agar anak kembali bersekolah tatap muka supaya efektivitas belajar bisa dirasakan lagi.

Namun sepertinya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) lebih menyarankan untuk tetap menutup sekolah. Ketua IDAI Aman Bhakti Pulungan mengatakan total anak di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan PAUD mencapai 60 juta orang.

“Ditambah lagi dengan pesantren 19 juta, itu menjadi total 79 juta anak masuk sekolah. Ini bisa menjadi klaster baru. World economic forum yang ahli ekonom, bukan tenaga kesehatan pun menganjurkan untuk menunda pembukaan sekolah karena bisa menyelamatkan nyawa,” katanya dalam webinar Analisis Komunikasi Publik Terkait Kebijakan Penanganan Covid-19 pada 19 September 2020.

Adapun sebelum benar-benar memperbolehkan sekolah dibuka, Aman pun memberikan setidaknya tiga hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, terkait epidemiologi. Ia meminta agar status wabah sudah terkendala lebih dahulu

Advertising
Advertising

“Dari epidemiologi, apakah wabah sudah terkendali? Jelas belum. Sekarang saja masih PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Pertanyaan pertama ini sudah menjadi alasan konkrit sebenarnya untuk tidak membuka sekolah,” katanya.

Kedua, Aman juga menggarisbawahi keterkaitan sistem kesehatan. Ia menerangkan bahwa hingga kini, sistem kesehatan belum mampu menangani kasus pasien Covid-19 yang kian meningkat jumlahnya. Terlebih dengan risiko klaster baru di lingkungan sekolah, tentu membuat semakin memberatkan sistem kesehatan untuk bekerja.

“Sekarang kita lihat ke sistem kesehatan. Apakah sistem kesehatan akan mampu menangani peningkatan kasus covid-19 yang mungkin terjadi jika dilakukan pelonggaran protokol kesehatan? Tidak, jujur saja. Yang ada nanti akan semakin bermasalah jika ditambah beban dari klaster baru,” katanya.

Terakhir tentang pemantauan kesehatan masyarakat. Aman mengatakan, hingga kini pemantauan kesehatan belum mampu mendeteksi dan menangani setiap kasus yang muncul. Pemerintah pun belum bisa menelusuri kontak, dan mengidentifikasi peningkatan kasus

“Jujur lagi, pemantauan kesehatan masyarakat juga belum bekerja optimal. Untuk itu, sekarang yang terpenting adalah membenahi dahulu semua kebutuhan terkait kesehatan. Setelah seluruhnya aman, barulah kita mengatasi masalah baru terkait pendidikan ke sekolah. Intinya selama satu kasus belum selesai, jangan buka kasus baru,” katanya.

Berita terkait

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

7 jam lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

4 hari lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

5 hari lalu

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

5 hari lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

5 hari lalu

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

Mulai dari evaluasi Merdeka Belajar 26 episode hingga menagih janji Prabowo-Gibran, ini desakan dari P2G dalam Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

5 hari lalu

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

6 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

6 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

6 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya