Bahaya Toxic Positivity, Sulit Berpikir Kritis Hingga Berujung KDRT

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 27 April 2021 10:34 WIB

Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kata penyemangat ternyata bisa berdampak buruk pada orang lain. Hal ini disebut juga dengan toxic positivity. "Toxic Posivity adalah sebuah obsesi untuk berpikir secara positif," kata Counsellor dan Life Coach, Rany Moran dalam wawancara khusus dengan Tempo pada 13 April 2021.

Toxic positivity bisa terjadi di lingkungan atau komunitas Anda. Anda pun secara tidak sadar bisa mengalaminya. Jika Anda sedang mengalami sebuah musibah atau kondisi buruk, pada toxic positivity, Anda biasanya diminta untuk memberikan sudut pandang yang positif.

Secara tidak sadar, Anda diajak untuk menekan emosi dan tidak menerima situasi buruk yang sedang terjadi. "Mereka diajarkan untuk tidak boleh mengekspresikan perasaannya. Bahkan ada beberapa orang tua yang malah menghukum anak-anak mereka ketika sang anak sedang sedih atau menangis," lanjut Rany Moran.

Hal ini akan berbahaya bagi orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan toxic posivity ini. "Bahayanya dari segi parenting, saat seorang dibesarkan dengan toxic posivity akan menyebabkan sindrom kepribadian seperti Dunning Kruger," katanya.

Counsellor dan Life Coach, Rany Moran. Dok Istimewa


Dunning-Kruger Effect adalah fenomena dalam psikologi yang dapat didefinisikan sebagai bias kognitif di mana seseorang keliru menilai kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Individu yang mengalami Dunning-Kruger Effect akan merasa kemampuan mereka jauh lebih tinggi dari yang sebenarnya, mereka tidak bisa mengenali kemampuan mereka sendiri.

Rany mengingatkan bahwa berpikir positif itu penting untuk kesehatan mental. Namun hal itu akan menjadi racun bila mereka diminta untuk menghiraukan perasaan manusia. Orang yang terkena toxic positivity biasanya akan menyangkal perasaan dan meminimalisasikan perasaannya.

Rany menjelaskan kasus toxic positivity yang terjadi pada lingkungan kantor. Misalnya sudah jelas terlihat bahwa politik di kantor itu sangat negatif. Mungkin ada pula masalah bullying di kantor itu. Namun karena karyawan itu membutuhkan masukan untuk mensupport keluarga, maka dia akan pura-pura senang menghadapi kondisi lingkungan kantor yang buruk itu. "Daripada mengkomunikasikan masalah itu, dia malah akan pura-pura happy," kata Rany.

Toxic positivity pun bisa menjadi cara untuk mencuci otak seseorang. Misalnya dia akan sengaja memberikan masukan positif tapi ada agenda tersembunyi. Dalam ilmu psikologi, Rany menyebutnya sebagai gaslighting. Seperti dilansir Yayasan Pulih, gaslighting adalah istilah untuk menggambarkan kondisi atau situasi yang dilakukan seseorang untuk memanipulasi kita secara rumit dan penuh taktik dengan cara membalikkan ucapan agar kita mempertanyakan kembali tindakan kita hingga terjerat dengan rasa bersalah seolah kita adalah pelaku dari kerunyaman argumen atau suatu permasalahan, meskipun realitanya jelas sebaliknya. Gaslighting sangatlah berbahaya. "Gaslighting bisa berujung pada kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan itu bisa terjadi antara orang tua anak atau antar pasangan juga antara majikan dan asisten rumah tangga," kata Rany.

Rany mencontohkan salah satu kasus. Misalnya sang suami berselingkuh, lalu sang istri sudah menemukan bukti perselingkuhan mereka. Bisa dari pembicaraan yang tidak sopan, atau foto mesra sang suami dengan selingkuhannya. Bukannya memberikan klarifikasi, sang suami bisa saja akhirnya menenangkan dengan mengatakan "'Tidak ada hubungan itu kok. Kamu cemburuan saja'. Ungkapan seperti itu biasanya memutarbalikkan fakta dengan memberikan pernyataan positif. Agar dia tidak fokus ke masalah yang sebenarnya," kata Rany.

Akan lebih parah dampaknya bila sang suami sambil melakukan kekerasan fisik. Misalnya ketika suami sering memukul atau menyakiti istri, dengan toxic positivity, sang suami cukup mengungkapkan 'Saya begini karena saya sayang sama kamu. Ini bentuk rasa kasih aku ke kamu'. "Tadinya sang istri sadar, namun dengan ungkapan toxic positivity, istri bisa saja akan berpikir 'oh, ini bahasa cintanya dia ke aku, aku harus menerimanya'," lanjut Rany.

Rany menjelaskan bahwa toxic positivity juga bisa membuat orang tidak berpikir kritis. Misalnya ketika seseorang sedang diet. Dia sudah tahu bahwa akibat diet yang dia lakukan, orang itu malah mengalami kram perut, diare, atau masalah pencernaan lain. Namun pikiran orang itu malah berpikir 'Tidak apa-apa, yang penting aku akan kurus'. "Orang jadi semakin tidak bisa berpikir kritis. Harusnya refleksikan dietnya. Bukannya terus fokus agar kurus, seharusnya berpikir 'jangan-jangan diet saya tidak cocok'. Orang yang terkena toxic positivity akan mengabaikan pikiran kritis dan berpikir yang penting kurus," kata Rany.

Untuk memutus toxic positivity dalam kekerasan rumah tangga, Rany Moran mengatakan perlu untuk mengakui bahwa kekerasan yang terjadi itu salah. Perilaku yang membuat Anda tersakiti itu salah. Lalu pasangan perlu berbicara secara terbuka ke orang yang terpercaya soal kejadian kekerasan yang terjadi. Orang yang diajak konsultasi bisa teman dekat yang tidak menghakimi, komunitas tertentu, atau juga para ahli seperti psikolog. Penting pula untuk mengidentifikasi perasaan dan melatih diri. "Perasaan itu jangan coba ditekan, sadarilah. Emosi negatif itu normal, kita menghimbau agar terbuka mengenai perasaannya," kata Rany.

Di tengah pandemi yang tidak terkontrol dan tidak diketahui kepastiannya, kita harus belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk merasakan tidak baik-baik saja. "Yang harus kita tahu, yang selalu ajarkan kepada klien saya, kita perlu mengerti bahwa it's okay to not be okay (Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja) itu adalah bagian naluriah dari seorang manusia ya, akui dan manage(atur/kendalikan) kesulitan dan perasaan negatif dan positif. Jangan menolak perasaan tersebut," kata Rany Moran.

Jadi Anda pernah mengalami dari toxic positivity?

NATHASYA ESTRELLA | MITRA TARIGAN

Berita terkait

Cerita Vanny Rosyane Korban KDRT Pejabat Kemenhub, Disekap hingga Dihantam Koper

1 jam lalu

Cerita Vanny Rosyane Korban KDRT Pejabat Kemenhub, Disekap hingga Dihantam Koper

Dalam kasus dugaan KDRT ini, Polres Metro Tangerang Kota menetapkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke Asep Kosasih sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

Pejabat Kemenhub Asep Kosasih Tersangka Dugaan KDRT, Sudah Gugat Talak Istri

10 jam lalu

Pejabat Kemenhub Asep Kosasih Tersangka Dugaan KDRT, Sudah Gugat Talak Istri

Polres Metro Tangerang Kota resmi menetapkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke, Asep Kosasih, sebagai tersangka dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada istrinya, Vanny Rosyane.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

18 jam lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

18 jam lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

1 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

1 hari lalu

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

3 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Kapendam Udayana Ungkap Anggota TNI yang Diduga Berselingkuh Dilaporkan 3 Kasus, Kini Ditahan di Pomdam

3 hari lalu

Kapendam Udayana Ungkap Anggota TNI yang Diduga Berselingkuh Dilaporkan 3 Kasus, Kini Ditahan di Pomdam

Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, mengungkapkan Lettu TNI Malik Hanro Agam dilaporkan istrinya, Anandira Puspita, ke Pomdam IX/Udayana.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Suami Anandira Puspita Ditahan Pomdam Udayana atas Dugaan KDRT dan Perselingkuhan

5 hari lalu

Anggota TNI Suami Anandira Puspita Ditahan Pomdam Udayana atas Dugaan KDRT dan Perselingkuhan

Letnan Satu Malik Hanro Agam disebut telah ditahan oleh Pomdam Udayana sejak Senin, 18 April 2024 atas dugaan KDRT dan perselingkuhan.

Baca Selengkapnya

Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

7 hari lalu

Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

Willy mengklaim saat melakukan KDRT yang berulang terhadap dokter Qory tidak begitu menyadari karena mengidap penyakit kejiwaan.

Baca Selengkapnya