9 Fakta di Balik Vaksin Nusantara yang Wajib Diketahui
Reporter
Tempo.co
Editor
Iqbal Muhtarom
Minggu, 5 September 2021 10:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Nusantara, seperti dari namanya, ingin dikesankan bahwa vaksin ini made in Indonesia. Sejak awal kemunculannya, vaksin Nusantara sudah memantik kontroversi di dalam negeri.
Kontroversi ini pertama sekali karena vaksin Nusantara digagas oleh orang yang juga kontroversi, yakni Letnan Jenderal purnawirawan Terawan Agus Putranto, mantan menteri kesehatan.
Terdapat sejumlah fakta di balik Vaksin Nusantara yang harus diketahui kalangan awam. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI mengungkapkan fakta-fakta tersebut.
1. Vaksin Nusantara tidak dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Vaksin ini bersifat autologus sehingga tidak dapat dikomersilkan.
2. Bersifat individual. Materi yang digunakan untuk vaksin berasal dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri.
3. Vaksin Nusantara dibentuk dari sel dendritik, dimana sel ini merupakan sel kekebalan yang bersifat adaptif yang bisa menyesuaikan dengan banyak jenis virus yang memasuki tubuh.
4. Meskipun tidak dikomersilkan, masyarakat masih dapat mengakses vaksin Nusantara meskipun tidak semua orang dapat mengaksesnya. Akses ini diberikan dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.
<!--more-->
5. Penelitian mengenai vaksin menggunakan autologus ini dilakukan berdasarkan nota kesepakatan antara Kementerian Kesehatan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI AD.
6. Kesepatakan ini dibuat pada bulan April 2021 lalu dengan basis riset bertajuk “‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2”.
7. Penelitian terbatas mengenai vaksin Nusantara tidak memaksa masyarakat untuk ikut. Masyarakat yang menginginkan mendapat vaksin Nusantara secara pribadi akan dijelaskan mengenai manfaat dan efek sampingnya terlebih dahulu.
8. Nadia menjelaskan vaksin Nusantara akan diberikan hanya jika pasien atau calon penerima setuju. “Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut,” ujarnya.
9. Karena individual dan tidak bisa dikomersialkan, tidak benar bahwa Turki telah memesan Vaksin Nusantara sebanyak 5 juta dosis.
TATA FERLIANA
Baca juga: 6 Isu Seputar Polemik Vaksin Nusantara Gagasan Eks Menteri Kesehatan Terawan