Mengenal Anggrek Kantung, Tumbuhan Langka di Kebun Raya Bali

Reporter

Tempo.co

Kamis, 10 Februari 2022 08:15 WIB

Bunga anggrek kantung "Maudiae Black Jack" atau Phaphiopedilum, ditampilkan dalam pameran bunga di Royal Botanic Gardens, Kew, London, 5 Februari 2015. REUTERS/Neil Hall

TEMPO.CO, Jakarta - Anggrek Kantung jenis Paphiopedilum Javanicum merupakan flora yang tumbuh alami di Kebun Raya Bali, Gede Tirta, Bukit Pengelengan. Tetapi, tumbuhan langka ini nyaris punah, karena sering diambil tanpa menyisakan anakan-anakan untuk kembali tumbuh.

Mengutip Dari Laut.id mitra Teras.id, guna mencegah punahnya, peneliti anggrek di Kebun Raya Bali Ema Hendriyani sejak 2007 telah melakukan penelitan perbanyakan Anggrek Kantung jenis P. Javanicum menggunakan teknik kultural jaringan di Kebun Raya Bali.

Pada 2012, teknik ini menghasilkan anakan anggrek di tahap aklimatisasi atau proses adaptasi suatu organisme terhadap lingkungan baru yang akan dimasukinya. Tetapi, aklimatisasi pada anakan Anggrek Kantung tidak mengalami pertumbuhan yang baik.

Penelitian lanjutan dilakukan Ema dan rekan-rekannya untuk mengetahui pengaruh pemupukan cair terhadap pertumbuhan vegetatif anakan P. Javanicum selama tahap aklimatisasi.

Kembali mengutip Dari Laut Id di situs darilaut.id, pada penelitian tersebut Ema memberikan pupuk cair Beyonic StarTmik dengan lima dosis berbeda, yaitu 0, 10, 20, 30 dan 40 mL pada setiap 10 anakan P. Javanicum untuk diamati.

Advertising
Advertising

Hasilnya, anakan P. Javanicum dengan dosis 30 mL pupuk cair mengalami 98 persen kelangsungan hidup. Dengan pertumbuhan vegetatif yang optimal, tinggi rata-rata 2,2 cm dan 13 daun.

Namun, saat dikeluarkan dari botol kultur, pada minggu ke enam anakan P. Javanicum mengalami penurunan kelangsungan hidup, daun layu dan kering akibat tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan selama tahap aklimatisasi. Salah satu karakter anakan P. Javanicum hasil kultur jaringan (in vitro) adalah ketidaklengkapan fungsi stomata dan kutikula daun.

Karena sulitnya memperbanyak P. Javanicum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan melalui PerMen LHK No.106 tahun 2018 sebagai anggrek yang dilindungi.

CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) juga telah mencatat Anggrek Kantung dalam appendix 1. Sementara Peneliti Kebun Raya Bali BRIN tetap konsisten meningkatkan populasi Anggrek Kantung P. Javanicum di alam.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Menyelamatkan Anggrek Meratus dari Ancaman Kepunahan di Habitatnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bali Selatan Jadi Kawasan Sentral Pariwisata Pulau Dewata, Membuatnya Overtourism?

45 menit lalu

Bali Selatan Jadi Kawasan Sentral Pariwisata Pulau Dewata, Membuatnya Overtourism?

Limpahan turis di Bali Selatan antara lain di Denpasar, Gianyar, Badung tak imbang dengan yang terjadi di Bali Utara. Ini membuat overtourism?

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

11 jam lalu

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

Korlantas Polri akan mengerahkan 2.446 personel untuk membantu pengamanan World Water Forum di Bali

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

12 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

15 jam lalu

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

Kejaksaan Tinggi Bali melakukan OTT terhadap Bendesa Adat Berawa Ketut Riana yang diduga melakukan pemerasan terhadap investor.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Kirim 1.530 Personel Amankan World Water Forum di Bali

18 jam lalu

Korlantas Polri Kirim 1.530 Personel Amankan World Water Forum di Bali

Kepala Korlantas Polri menggelar apel pelepasan petugas pengamanan dan pengawalan rute lalu lintas dan parkir untuk acara World Water Forum.

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

21 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sistem dan prosesi Pernikahan Adat Bali atau Pawiwahan

21 jam lalu

Mengenal Sistem dan prosesi Pernikahan Adat Bali atau Pawiwahan

Dalam pernikahan adat Bali disebut pawiwahan yang dalam pelaksanaannya terdiri dari berbagai bentuk prosesi penuh makna.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

1 hari lalu

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

1 hari lalu

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.

Baca Selengkapnya