Hobi Tanaman Organik, Berikut 6 Manfaat Pertanian Organik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 3 Maret 2022 16:40 WIB

Tanaman organik. TEMPO/Bibin Bintaridi

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan pertanian organik. Ternyata menanam tanaman organik itu banyak memiliki manfaat. Nah kira-kira apa saja sih manfaatnya?

Tanaman organik merupakan sistem produksi pertanian yang membatasi penggunaan pupuk kimia, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan. Dilansir dari laman resmi Distan.sukabumikota.go.id dalam praktiknya, pertanian organik dilakukan dengan cara antara lain :

  1. Menghindari penggunaan benih atau bibit hasil rekayasa genetika atau Genetically Modified Organisms (GMO)
  2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis.
  3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh dan pupuk kimia sintetis.
  4. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.

Manfaat Tanaman Organik

Dengan melakukan pengembangan pertanian organik, maka akan mendapatkan beberapa manfaat. Berikut manfaat yang akan diperoleh, antara lain :

  1. Manfaat untuk kesehatan

Dengan pengembangan pertanian organik maka akan menghasilkan makanan yang cukup aman dan bergizi sehingga hal ini dapat meningkatkan kesehatan. Data menunjukkan praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75 persen dibanding pertanian konvensional. Selain itu juga, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, beta karoten dan kalium yang lebih tinggi.

Karena pertanian organik ini tidak menggunakan bahan kimia sintetik dalam proksinya, maka juga akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.

  1. Menjaga kualitas tanah
Advertising
Advertising

Pengembangan pertanian organik ini dapat menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan pertanian organik ini, dapat meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, serta dapat mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.

Selain itu, hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50-80 persen energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan. Tetapi ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

  1. Menjaga kualitas air

Dengan pengembangan pertanian organik ini juga dapat menjaga kualitas air. Pada areal pertanian organik, sumber air sangat dijaga dengan cara menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tana dan pencucian nutrisi pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia.

  1. Menjaga kualitas udara

Selain menjaga kualitas air, pengembangan pertanian organik juga mampu menjaga kualitas udara. Hal ini terbukti karena emisi gas rumah kaca pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensial. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.

  1. Dapat mengurangi limbah

Pertanian organik memanfaatkan limbah seperti kotoran ternak, jerami, sampah untuk dijadikan kompos. Karena itu sistem ini dapat mengurangi limbah.

  1. Keanekaragaman hayati

Pertanian organik mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi penanaman, tumpang sari, serta pengelolaan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.

Itulah beberapa manfaat dari pengembangan pertanian organik. Selain bermanfaat untuk kesehatan, pengembangan pertanian organik ini juaga bermanfaat untuk menjaga lingkungan.

RINDI ARISKA

Baca: Kiat Menanam Sayuran Organik di Lahan Terbatas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

12 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

16 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

16 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

20 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

22 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

26 hari lalu

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

48 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Negara Paling Berpolusi di Asia Tenggara pada 2023 Versi IQAir , Bagaimana Kualitas Udara di Jakarta?

50 hari lalu

Indonesia Negara Paling Berpolusi di Asia Tenggara pada 2023 Versi IQAir , Bagaimana Kualitas Udara di Jakarta?

Laporan tahunan IQAir menunjukkan rapor merah kualitas udara di Indonesia, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Polusi udara meningkat pada 2023.

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

50 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Langit Jakarta Masih Cerah Hari Ini, Suhu Berkisar 23-32 Derajat Celcius

51 hari lalu

BMKG Perkirakan Langit Jakarta Masih Cerah Hari Ini, Suhu Berkisar 23-32 Derajat Celcius

Langit Jakarta diperkirakan masih cerah pada hari ini Rabu, 20 Maret 2024. Hujan diperkirakan baru turun di sebagian kecil wilayahpada dinihari esok.

Baca Selengkapnya