Penyebab Atrofi Otot Tulang Belakang dan Pilihan Pengobatan

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 6 September 2022 21:11 WIB

Model asal Perancis, penderita atrofi otot tulang belakang didorong di kursi roda saat memperagakan busana rancangan Takafumi Tsuruta saat Tokyo Fashion Week di Tokyo, Jepang, 13 Oktober 2015. REUTERS/Yuya Shino

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar istilah spinal muscular atrofi atau atrofi otot tulang belakang? Ini adalah penyakit yang menyerang otot tulang belakang dan menyebabkannya melemah. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit keturunan yang bisa mempengaruhi bayi dan anak-anak serta berkembang pada usia dewasa.

Dilansir dari Clevelandclinic dan NHS, atrofi otot tulang belakang bisa menyebabkan orang kehilangan saraf motorik yang ada di sumsum tulang belakang dengan fungsi mengontrol gerakan otot. Ketika kehilangan saraf motorik, otot tidak akan menerima sinyal saraf, yang membuat otot tersebut bergerak. Selain itu, spinal muscular atrofi juga menyebabkan otot-otot tertentu menjadi lebih kecil serta lemah akibat jarangnya otot-otot tersebut digunakan.

Penyebab
Orang bisa terkena spinal muscular atrofi jika mewarisi dua salinan gen survival motor neuron 1 atau SMN1 yang hilang atau rusak karena bermutasi. Dua salinan ini didapat dari ibu dan ayah. Orang yang baru terdeteksi mengalami atrofi otot tulang belakang setelah dewasa biasanya hanya mewarisi satu gen ini dan tidak mengetahuinya.

Gen SMN1 yang sehat umumnya menghasilkan protein SMN. Protein ini dibutuhkan oleh saraf motorik untuk menjalankan fungsinya dengan baik serta bertahan hidup. Saraf motorik dapat mati jika tidak mendapat cukup protein SMN. Hal ini kemudian menyebabkan otak tidak bisa mengontrol berbagai gerakan, seperti gerakan di kepala, leher, lengan ,serta kaki.

Gejala
Secara umum, penderita spinal muscular atrofi akan mengalami kehilangan kontrol pada otot, gerakan, atau kekuatan secara progresif. Hal ini juga dapat memburuk seiring bertambahnya usia. Biasanya, gejala kelemahan otot ini mempengaruhi otot-otot yang berada di dekat batang tubuh juga leher.

Advertising
Advertising

Penderita juga bisa mengalami masalah tulang dan persendian, seperti skoliosis, gemetar, atau berkedut pada otot, lengan dan kaki lemah, kesulitan duduk, merangkak serta berjalan, menelan, juga bernapas. Meski demikian, spinal muscular atrofi tidak membuat kecerdasan terganggu.

Pengobatan
Sejauh ini, belum ada obat untuk spinal muscular atrofi secara menyeluruh. Namun, dokter akan menyarankan perawatan yang bisa mengatasi berbagai gejala yang timbul akibat penyakit ini. Berbagai perawatan profesional bisa menjadi alternatif, seperti terapi okupasi, terapi bicara dan bahasa, ke dokter spesialis, serta fisioterapi. Perawatan ini bergantung pada jenis spinal muscular atrofi serta bagaimana gejala yang dialami.

Untuk anak-anak di bawah umur 2 tahun, ada terapi yang bertujuan untuk menggantikan gen SMN1 yang hilang atau rusak dengan gen yang berfungsi. Terapi ini adalah penggantian gen. Caranya dengan infus satu kali (IV) obat onamsemnogene abepatvovec-xioi atau (Zolgensma). Lalu, ada terapi pengubah penyakit dengan menyuntikan risdaplam atau Evysdi untuk perawatan spinal muscular atrofi pada orang dewasa dan bayi di atas 2 bulan. Caranya dengan mengonsumsinya setiap hari.

Lalu, terapi pengubah penyakit juga termasuk perawatan untuk anak berusia 2-12 tahun, perawatan dengan menggunakan obat yang merangsang produksi protein SMN. Obatnya bernama Nurinersen atau Spinraza. Caranya dengan menyuntikkan obat tersebut pada ruang di sekitar kanal tulang belakang.

Baca juga: 6 Metode Pengobatan Atrofi Otot

Berita terkait

Leher dan Punggung Pegal dan Kaku, Jangan Lakukan Hal Ini karena Bisa Cedera

7 jam lalu

Leher dan Punggung Pegal dan Kaku, Jangan Lakukan Hal Ini karena Bisa Cedera

Orang punya kebiasaan menggeretakkan leher dan punggung untuk meredakan ketegangan dan rasa kaku di tulang padahal bisa bikin cedera.

Baca Selengkapnya

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

5 hari lalu

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

9 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

15 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

35 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

44 hari lalu

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

Kalistenik salah satu pilihan olahraga yang sesuai untuk dilakukan selama Ramadan

Baca Selengkapnya

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

44 hari lalu

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

45 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

51 hari lalu

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.

Baca Selengkapnya

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

53 hari lalu

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.

Baca Selengkapnya