Cikal Bakal Tradisi Parsel Lebaran Menurut Pengamat Budaya

Reporter

Antara

Jumat, 21 April 2023 22:09 WIB

Ilustrasi hampers. Pixabay/Credestence navidad Store

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Idul Fitri atau Lebaran, masyarakat Indonesia tidak asing dengan tradisi berkirim parsel. Parsel Lebaran biasanya berisi berbagai macam makanan atau barang rumah tangga yang dikemas menarik untuk dikirim ke keluarga, kolega bisnis, dan orang terdekat lain.

Beberapa tahun belakangan, istilah hampers lebih sering digunakan dan memiliki padanan yang mirip, yaitu bingkisan yang berisi berbagai hadiah. Pengamat budaya dari Universitas Indonesia Prof. Dr. Agus Aris Munandar, menjelaskan tradisi berkirim parsel Lebaran sudah ada sejak lama dan tidak lepas dari kebudayaan Indonesia di masa lampau.

“Tradisi memberi sesuatu bermula dari persembahan kepada Adikodrati (religi prasejarah),” kata Agus.

Agus menjelaskan kelompok masyarakat Indonesia pada masa prasejarah memiliki budaya yang sederhana, cara berpikir individu di dalamnya tidak atau belum terlepas dari alam Adikodrati dan segala bentuk kekuatan Ilahi. Kekuasaan tertinggi terletak pada Adikodrati, yang dianggap sebagai pengatur jalannya kehidupan.

Karena itu, masyarakat pada zaman itu selalu bersikap hormat untuk menjaga keselarasan kehidupan melalui sikap bijaksana dan religius. Sikap religius itu diwujudkan dalam bentuk konsep pemberian dalam masyarakat, misalnya dana religi atau uang yang sengaja disisihkan untuk kegiatan keagamaan, sumbangan upacara keagamaan, sedekah, dan hadiah.

Advertising
Advertising

Parsel Lebaran. TEMPO/Muhammad Hidayat

Fungsi sosial
Seiring berjalannya waktu, konsep pemberian dalam masyarakat semakin berkembang ke arah sisi sosial. Pada bagian itu, konsep pemberian memiliki beberapa bentuk, yaitu upeti atau pajak (bersifat wajib dan digunakan untuk kepentingan bersama), potlatch (upacara pemberian hadiah), penghargaan, hingga oleh-oleh.

“Kemudian berkembang dengan bermacam fungsinya kepada sesama manusia, terutama dalam pergaulan sosial,” ujar Agus.

Pemberian parsel sebagai tradisi di Indonesia menjadi penting, terutama karena fungsi sosial di dalamnya. Agus menjelaskan hampers digunakan sebagai tanda keakraban, persaudaraan, mempererat tali silaturahmi, dan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, tradisi berkirim parsel menjadi suatu hal yang wajar diberikan oleh siapa pun, terutama saat hari spesial seperti Lebaran. Biasanya, parsel Lebaran dilengkapi dengan kartu ucapan untuk menyampaikan maksud pengirimannya agar memberikan kesan yang lebih personal.

Pilihan Editor: Mengenal Sejarah Tradisi Hantaran Lebaran

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

4 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

4 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

6 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

6 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

6 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

13 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

13 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

14 hari lalu

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

Harga bawang merah naik hingga Rp 80 ribu per kilogram. Menteri Zulhas bilang gara-gara lebaran.

Baca Selengkapnya

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

15 hari lalu

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat total 20.944.000 penumpang commuter line selama masa angkutan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

15 hari lalu

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang telah berlangsung selama 22 hari sejak 31 Maret.

Baca Selengkapnya