Sebab Demam Berdarah Disebut Penyakit Toksik dan Langkah yang Diperlukan

Reporter

Antara

Jumat, 24 November 2023 09:52 WIB

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Budi Haryanto, menyebut demam berdarah penyakit virulen atau sangat toksik dan berbahaya sehingga dapat menembus imunitas tubuh. Ia menjelaskan nyamuk jenis Aedes aegypti dewasa yang membawa penyakit demam berdarah biasanya menggigit di pagi dan sore hari dan hidup selama 45 hari.

"Nyamuk betina menggigit orang tiga hari sekali, berarti 15 kali dia punya kesempatan. Kalau dari awal dewasa kemudian dia sudah menggigit penderita yang bawa virus maka dia bisa maksimal 15 kali menularkan ke orang lain," jelas Budi.

Ia juga mengatakan ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Salah satunya dengan memutus mata rantai penyebaran melalui fogging atau pengasapan. Sementara untuk mencegah gigitan nyamuk dapat menggunakan obat antigigitan serangga serta memasang kelambu di tempat tidur bila memungkinkan.

Periksa radius 100 meter
Selain itu, bila dalam 24 jam setelah dinyatakan positif demam berdarah, rumah sakit harus menghubungi pusat kesehatan masyarakat terdekat dari rumah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Petugas didatangkan untuk melakukan survei ke tetangga yang tinggal di sekitar penderita, sebanyak 20 rumah atau radius 100 meter, untuk mencari tahu apakah ada yang mengalami gejala-gejala seperti demam berdarah.

"Kenapa 100 meter? Karena jarak terbang nyamuk 70 meter kalau garis lurus. Itu kalau zaman dulu sebenarnya. Kalau sekarang sudah lebih dari 100 meter," paparnya.

Advertising
Advertising

Apabila ditemukan tiga atau lebih orang dengan gejala serupa maka penyemprotan insektisida atau fogging perlu dilakukan. Dia mengatakan fogging bertujuan untuk memusnahkan nyamuk dewasa sebelum melakukan siklus pengigitan atau makannya yang tiga hari sekali itu. Budi juga menyarankan penderita demam berdarah untuk menuntaskan perawatan di rumah sakit supaya mendapat cukup nutrisi sehingga durasi penyakit dapat berkurang.

"Dengan vitamin dan sebagainya itu dia bisa mengurangi karena daya tahan tubuhnya. Mungkin hanya tujuh hari saja dia sakit, mungkin hanya lima hari saja," katanya.

Budi menilai perlu ada edukasi, termasuk dari media, kepada masyarakat agar dapat mengenali gejala serta melakukan respons cepat terhadap penemuan demam berdarah, seperti melakukan penyelidikan epidemiologis dan fogging yang benar.

Pilihan Editor: Ada Orang Lebih Rentan Digigit Nyamuk, Ternyata Ini Sebabnya

Berita terkait

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

2 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

3 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

10 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

11 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

15 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

17 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

17 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

18 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

19 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

27 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya