Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Reporter

Tempo.co

Editor

Laili Ira

Jumat, 22 Desember 2023 13:24 WIB

Ada banyak rekomendasi kado untuk hari ibu yang unik. Tidak melulu memberi bunga atau baju, Anda bahkan bisa memberikan kado dalam bentuk investasi. Foto: Canva

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 22 Desember, masyarakat di Indonesia memperingati Hari Ibu Nasional. Hari yang ditunggu-tunggu oleh para ibu itu menjadi momen bagi anak dalam menghargai dan menghormati peran perempuan dalam keluarga.

Penyelenggaraan Hari Ibu 22 Desember tidak lepas dari perjuangan kaum hawa dalam meraih kebebasan berpendapat maupun hak-hak lain. Tidak hanya berperan sebagai sosok yang mengandung hingga melahirkan seorang anak, ibu juga berkontribusi terhadap pendidikan dan pertumbuhan buah hatinya. Lantas, bagaimana asal muasal Hari Ibu 22 Desember?

Sejarah Hari Ibu 22 Desember

Melansir Pedoman Peringatan Hari Ibu ke-90 Tahun 2018, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), lantunan lagu Indonesia Raya dan gaung Sumpah Pemuda yang dilakukan di Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 menggugah semangat para perempuan untuk menyatukan diri dalam satu kesatuan secara mandiri.

Selanjutnya, atas inisiasi para perempuan pejuang kemerdekaan, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia perdana di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Salah satu keputusan yang diraih di perkumpulan itu adalah pembentukan satu organisasi federasi mandiri yang diberi nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Adapun tujuan dari pembentukan PPPI tersebut adalah menyatukan semangat juang antara kaum hawa dan adam untuk berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka. Selain itu, PPPI mendorong perjuangan kaum perempuan Indonesia untuk mendapatkan kesetaraan hak.

Advertising
Advertising

Kemudian, PPPI berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) pada 1929. PPII melanjutkan tonggak penyelenggaraan kongres dengan menghadirkan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres itu berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan menetapkan fungsi perempuan Indonesia sebagai ibu bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih tebal rasa kebangsaan.

Pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia ketiga kembali diadakan dan berlokasi di Bandung. Kongres itu menyetujui 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya dipertegas oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959.

Tak hanya menetapkan Hari Ibu Nasional, PPII masih eksis hingga kini, tetapi berganti nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sejak 1946. Kowani terus berkiprah sesuai dengan tuntutan zaman dan aspirasi perempuan di era modern.

Tujuan Hari Ibu 22 Desember

Peristiwa besar pada 22 Desember selanjutnya dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia. Hari Ibu bagi bangsa Indonesia tidak hanya diperingati untuk menghargai jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai istri, warga negara, pejuang kemerdekaan dan pembangunan nasional, hingga hamba Tuhan Yang Maha Esa.

Peringatan Hari Ibu 22 Desember dimaksudkan agar seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda senantiasa mengingat hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan perempuan yang tidak dapat terpisahkan dari perjuangan bangsa.

Semangat juang kaum perempuan Indonesia tersebut tercermin dalam lambang Hari Ibu, yaitu setangkai bunga melati dengan kuntumnya. Lambang bunga melati itu menggambarkan kasih sayang antara ibu dan anak; kekuatan, kesucian, dan pengorbanan ibu kepada anak; serta kesadaran perempuan untuk menghimpun kesatuan, persatuan, dan keikhlasan bakti terhadap bangsa dan negara.

Semboyan pada lambang Hari Ibu 22 Desember, yaitu Merdeka Melaksanakan Dharma. Semboyan tersebut mengandung arti bahwa perempuan memiliki hak, kewajiban, kedudukan, dan kesempatan sama dengan laki-laki. Selain itu, perempuan memiliki kesejajaran yang perlu diwujudkan dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: 10 Film tentang Hari Ibu yang Buat Haru, Bisa Ditonton Bersama Keluarga

Berita terkait

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

1 hari lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

11 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

45 hari lalu

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Jokowi telah berpulang 4 tahun lalu. Ini kedekatan Jokowi dan ibunya, dan pengakuan pernah langgar nasihat ibunya.

Baca Selengkapnya

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam

Baca Selengkapnya

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.

Baca Selengkapnya

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

3 Januari 2024

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

"Mamma Mia! The Musical ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 desember untuk merayakan Hari Ibu

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

26 Desember 2023

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.

Baca Selengkapnya