Studi Temukan Hubungan antara Kebiasaan Mengupil dengan Penyakit Alzheimer

Sabtu, 10 Februari 2024 08:02 WIB

Ilustrasi anak mengupil. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mengupil mungkin menjadi sebuah kebiasaan umum bagi sebagian orang. Meski selama ini mengupil banyak dianggap sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya, namun sebuah studi terbaru di jurnal kesehatan Biomolecules mengungkapkan adanya potensi keterkaitan mengupil dengan penyakit Alzheimer.

Walaupun penyakit Alzheimer sudah menjadi kondisi mengkhawatirkan yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, penelitian ini menyoroti bagaimana tindakan yang tampaknya tidak berbahaya seperti mengupil bisa berkontribusi terhadap perkembangan alzheimer.

Hubungan mengupil dan Alzheimer

Penelitian berjudul Neuroinflammation in Alzheimer’s Disease: A Potential Role of Nose-Picking in Pathogen Entry via the Olfactory System? menunjukkan bahwa mengupil dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Pengungkapan ini berasal dari penemuan protein yang disebut beta-amiloid yang dikenal sebagai faktor penting dalam perkembangan Alzheimer. Para peneliti berpendapat bahwa patogen yang masuk melalui mengupil dapat memicu produksi beta-amiloid di otak, yang berkontribusi terhadap peradangan saraf yang terkait dengan Alzheimer.

Advertising
Advertising

Laporan tersebut menyoroti peran sistem penciuman sebagai pintu gerbang potensial bagi patogen untuk memasuki otak. Patogen seperti virus, jamur, dan bakteri, dapat menimbulkan infeksi persisten di jaringan hidung, yang akhirnya mencapai otak dan memicu proses neurodegeneratif. Hubungan langsung ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kebersihan hidung untuk mengurangi risiko Alzheimer.

Implikasi untuk pencegahan Alzheimer

Pencegahan Alzheimer sering kali berfokus pada faktor gaya hidup, dan mengupil kini dapat dipertimbangkan di antara faktor-faktor tersebut. Meskipun kebiasaan ini mungkin dapat memberi solusi sementara untuk kebersihan hidung, penting untuk memprioritaskan kebersihan hidung yang baik. Sarannya mencakup metode lembut seperti membilas hidung dengan larutan saline atau membuang ingus untuk menjaga kebersihan dan mengurangi risiko masuknya patogen ke otak.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hubungan antara mengupil dan risiko Alzheimer pada manusia. Penelitian pada tikus menunjukkan hasil yang menunjukkan bagaimana bakteri memasuki otak melalui saraf penciuman dapat menyebabkan pengendapan beta amiloid. Penelitian pada manusia sedang dilakukan untuk mengeksplorasi temuan ini dan menentukan tindakan pencegahan potensial terhadap Alzheimer.

Hubungan antara mengupil dan risiko Alzheimer menggarisbawahi kompleksitas demensia dan pentingnya mengeksplorasi berbagai faktor yang berkontribusi. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan ini, temuan ini menekankan pentingnya menjaga kebersihan hidung bagi kesehatan otak.

Pilihan Editor: Efek Buruk Kebiasaan Mengupil, Salah Satunya Menyebarkan Kuman

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

6 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

12 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

12 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

16 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

20 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

22 hari lalu

4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

28 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

34 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

39 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

41 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya