Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

Reporter

Antara

Sabtu, 10 Februari 2024 22:21 WIB

Pekerja menata kue keranjang di Rumah Produksi Kue Keranjang Hoki, Depok, Jumat, 5 Februari 2021. Akibat pandemi, pemilik usaha menurunkan jumlah produksi kue khas perayaan Imlek tersebut hingga 60 persen dengan harga jual Rp 25 ribu per kue. ANTARA /Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Kue keranjang adalah salah satu ciri khas perayaan Imlek. Kue dengan rasa manis dan tekstur kenyal serta lengket ini memiliki arti dan filosofi yang begitu bermakna bagi masyarakat Tionghoa.

"Kue keranjang ini dibuat dari gula, ketan, dan juga air. Jadi, dalam kue keranjang itu memiliki filosofi yang begitu erat dalam kehidupan kita," kata pemilik merek kue keranjang Hoki, Kim Hin Jauhari, yang sudah melakoni usaha ini sejak tahun 1988, saat dijumpai di Sawangan, Depok, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, rasa manis yang dihasilkan dari gula diyakini akan dapat memberikan berbagai hal positif dalam kehidupan di Tahun Baru Imlek, seperti rezeki, hubungan yang jauh lebih baik antarsesama dan juga anggota keluarga. Sedangkan tekstur yang kenyal dan juga lengket dipercaya dapat meningkatkan hubungan yang erat antaranggota keluarga, sanak saudara, dan juga kerabat.

Dengan dimensi yang bulat, kue ini seolah ingin merepresentasikan keutuhan hubungan antara sesama, baik keluarga, tetangga, serta masyarakat sekitar agar senantiasa bergandeng tangan tanpa harus mendahulukan ego masing-masing. Jauhari bercerita kebiasaan masyarakat Tionghoa memesan kue keranjang pada saat Imlek adalah untuk dibagikan kepada orang-orang sekitar.

"Kami yang merayakan Imlek percaya akan hal itu," jelasnya.

Advertising
Advertising

Meski begitu, filosofi tersebut dikatakan Jauhari hanya berlaku pada saat perayaan Imlek saja. Ketika kue keranjang itu dikonsumsi tidak saat perayaan Imlek, filosofi tersebut tidak berlaku lagi.

Sudut pandang akademis
Kue keranjang atau Nian Gao merupakan wujud nyata kerekatan warga lokal dan juga masyarakat Tionghoa. Kue keranjang menurut catatan sejarah kuliner Indonesia sudah hadir sejak abad ke-19.

Kue manis yang kaya sejarah di masa lalunya ini merupakan salah satu simbol keharmonisan masyarakat Tionghoa dan masyarakat Nusantara karena terdapat berbagai hidangan yang kemudian diadopsi menjadi sajian khas Nusantara. Rasa dan tekstur yang lengket membuat kue keranjang ini memiliki beberapa kemiripan dengan dodol di masyarakat Jawa dan juga Betawi pada masa itu.

"Kalau dari bukti-bukti tertulis dan sejarah, kue ini mulai tampak pada abad ke-19. Banyak keluarga peranakan Tionghoa di Betawi dan Pulau Jawa memunculkan home industry kue ini untuk perayaan Imlek," ucap sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman.

Menurut sejarah yang ada, Fadly membenarkan masyarakat Tionghoa amat menghargai simbol-simbol dan juga keyakinan yang kuat. Hal itu juga terjadi pada dunia kuliner. Oleh karena itu, dia berpendapat kue keranjang ini memiliki simbol untuk saling merekatkan hubungan antara sesama. Hal itu terlihat dari tekstur yang lengket kue ini.

Masyarakat Tionghoa sendiri memiliki keragaman yang kaya sejarah kuliner. Berbagai adopsi muncul ketika mereka bersandar ke Nusantara. Masyarakat Tionghoa kala itu tidak hanya membawa kepentingan agama, ekonomi, dan budaya tapi juga membawa berbagai komoditas pangan negara asal yang saat ini telah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia.

"Yang pasti, dalam perjalanan sejarah kuliner Indonesia memang tidak bisa dihindari dari pengaruh Tionghoa. Mereka banyak memperkenalkan komoditas pangan yang dibudidayakan di negara mereka sehingga saat ini kita mengenal kedelai dan juga olahan turunannya seperti kecap, tahu, maupun tauco," tutur dia.

Pilihan Editor: Beragam Penawaran Diskon dan Promo di Masa Imlek 2024

Berita terkait

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

6 Maret 2024

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

24 Februari 2024

Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

Di Indonesia Cap Go Meh salah satu festival terbesar yang digelar di beberapa daerah. Masing-masing memiliki cara khas dalam memeriahkan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

23 Februari 2024

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

Di zaman Dinasti Han, seorang koki istana diberi libur untuk bertemu keluarganya saat Cap Go Meh setelah menyajikan ronde kepada kaisar

Baca Selengkapnya

4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

20 Februari 2024

4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

Ada sejumlah larangan saat Cap Go Meh. Sebaiknya tidak dilakukan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

19 Februari 2024

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

Pelemahan nilai rupiah di perdagangan sore ini disebabkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.

Baca Selengkapnya

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

16 Februari 2024

Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

LRT Jabodebek mulai menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian terutama pada moment libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

15 Februari 2024

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

Perubahan pada waktu dan tempat pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-19 kali ini dikarenakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu.

Baca Selengkapnya

Kue Keranjang Sajian Khas Imlek hingga Cap Go Meh, Simak Asal-Usul dan Maknanya

15 Februari 2024

Kue Keranjang Sajian Khas Imlek hingga Cap Go Meh, Simak Asal-Usul dan Maknanya

Tahun Baru Imlek merupakan hari raya yang paling penting dalam budaya masyarakat Tionghoa. Kue keranjang menjadi kue terlaris.

Baca Selengkapnya