Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

Jumat, 16 Februari 2024 11:00 WIB

Persentasi tingka kontaminasi mikroplastik di saluran air keran dan sumur di seluruh dunia. (Orb Media)

TEMPO.CO, Jakarta - Mikroplastik, partikel kecil pecahan plastik yang telah terurai menjadi ancaman yang semakin nyata bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, konsumsi dan pembuangan plastik telah meningkat menyebabkan jumlah mikroplastik yang tersebar luas di lingkungan, termasuk dalam air minum, makanan laut, dan udara yang kita hirup.

Dilansir dari pubs.acs.org, mikroplastik dapat memasuki tubuh manusia melalui berbagai cara, seperti dari mulut, sentuhan ke kulit, dan hirupan udara. Mikroplastik terkandung dalam kebutuhan sehari-hari seperti air minum, air kemasan, makanan laut, garam, gula, teh celup, susu, dan lain sebagainya. Berdasarkan konsumsi makanan, rata-rata mikroplastik ke dalam tubuh manusia mencapai 39.000–52.000 partikel pertahun.

Bahaya menelan mikroplastik bagi manusia tidak dapat diabaikan lagi, karena telah ditemukan bahwa partikel-partikel ini dapat meresap ke dalam jaringan tubuh manusia dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada sistem reproduksi.

Bahaya mikroplastik terhadap sistem reproduksi manusia terdapat pada perkembangan sel germinal dan kualitas embrio. Dilansir dari Sciencedirect, suatu penelitian menunjukkan mikroplastik dapat menyebabkan efek buruk pada kehamilan. Selain itu, penelitian yang dilakukan kepada tikus menunjukkan paparan mikroplastik berdampak pada kualitas sperma.

Hasil dari penelitian tersebut, mikroplastik menyebabkan penurunan kualitas sperma dan kadar hormon testosteron setelah 28 hari. Selain itu, mikroplastik juga menyebabkan peradangan pada testis, gangguan penghalang darah-testis, dan susunan sel spermatogenik yang tidak normal yang menyebabkan disfungsi reproduksi pria.

Advertising
Advertising

Selain berdampak pada sistem reproduksi, mikroplastik juga berdampak pada kesehatan paru-paru. Data ilmiah menunjukkan bahwa mikroplastik dapat ditemukan dalam dahak dan jaringan paru manusia. Dikarenakan ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik dapat dengan mudah menembus jauh ke dalam paru-paru.

Jika partikel asing tersebut berhasil masuk, terdapat lima mekanisme kerusakan yang dapat terjadi bahkan berpotensi menyebabkan peradangan paru-paru. Radang pada paru-paru atau sitotoksisitas mengakibatkan kerusakan pada zat atau sel dalam paru, serta disfungsi pada barier epitel yang bertugas sebagai pertahanan tubuh dari zat asing. Bahaya lainnya meliputi ketidakseimbangan redoks yang terkait dengan disproporsionasi oksidasi, serta kemungkinan efek sinergi dengan alergen umum.

Dikutip dari intechopen.com, paparan mikroplastik pada manusia juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti stres oksidatif, kerusakan DNA, dan kerusakan sel. Khususnya, ketika peradangan menjadi kronis, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang sangat serius. Dalam uji laboratorium, mikroplastik terbukti menyebabkan reaksi alergi, kematian sel, kerusakan sel, dan memicu reaksi inflamasi dan kekebalan.

dengan ukuran kurang dari satu mikrometer. Mereka berasal dari berbagai sumber, termasuk pecahan plastik, serat sintetis dari pakaian, dan bahkan partikel plastik yang digunakan dalam produk kosmetik.

Hasil penelitian menunjukkan, mikroplastik tersebar luas di lingkungan, mulai dari laut dalam hingga puncak gunung. Benda ini telah ditemukan dalam makanan, air minum, dan bahkan dalam kotoran manusia. Mikroplastik berasal dari berbagai sumber seperti pecahan plastik yang terurai oleh radiasi unltaviolet, perubahan suhu, dan tekanan fisik di lingkungan.

Selain itu, serat sintetis pakaian dari mesin cuci, juga menjadi salah satu sumber mikroplastik yang signifikan. Produk-produk kosmetik yang mengandung mikroplastik, seperti scrub wajah, juga turut menyumbang polusi.

Penelitian dari National Library of Medicine menyebutkan, mikroplastik telah terdeteksi dalam makanan yang dikonsumsi oleh manusia atau di udara. Oleh karena itu, mereka dapat memengaruhi kesehatan manusia melalui konsumsi makanan atau inhalasi.

Mikroplastik yang tertelan atau terhirup dapat mengakumulasi dalam tubuh dan memicu respons kekebalan atau menyebabkan toksisitas partikel lokal. Selain itu, paparan kronis dapat menyebabkan masalah lebih lanjut melalui penumpukan di dalam tubuh.

Namun, hingga saat ini, belum ada bukti definitif yang dilaporkan mengenai tingkat paparan, karena jumlah penelitian tentang dosis paparan masih terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi tingkat paparan ambang batas dan beban mikroplastik yang memengaruhi kesehatan manusia di masa depan.

SUKMA KANTHI NURANI | YAYUK WIDIYARTI

Pilihan Editor: Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

3 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

13 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

13 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

14 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

14 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

15 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

15 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

15 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya