5 Jenis Makanan yang Bisa Menyebabkan Anak Tantrum

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Sabtu, 24 Februari 2024 16:19 WIB

Tantrum adalah ekspresi frustrasi anak yang kemampuan berbahasanya belum berkembang sempurna. (Pexel/Anna Shvets)

TEMPO.CO, Jakarta - Tantrum pada anak merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh banyak orangtua. Saat anak mengalami tantrum, mereka mungkin menangis, berteriak, atau bahkan mengamuk tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini ternyata dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk makanan.

Dikutip dari Healthline, berteriak, menangis, bahkan memukul-mukul adalah tanda-tanda amukan yang sulit diabaikan. Tantrum pada anak umumnya muncul sekitar usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada fase yang sering disebut sebagai "usia dua tahun yang buruk".

Ini adalah masa ketika anak sedang dalam proses menegaskan kemandiriannya, namun belum mampu mengelola emosi dengan baik atau mengomunikasikan perasaannya secara jelas. Dalam kebanyakan kasus, frekuensi tantrum akan berkurang seiring waktu, khususnya pada usia 4 tahun.

Dilansir dari Nutritionist Resource, berikut lima jenis makanan yang dapat menyebabkan anak tantrum:

1. Gula

Advertising
Advertising

Terlalu banyak gula membuat anak menjadi hiperaktif, frustasi dan marah. Orang tua dapat menurunkan jumlah gula yang dikonsumsi anak dengan menghindari minuman manis dan beralih ke air murni. Jika mereka tidak menyukai rasanya, cobalah membuat sesuatu menjadi menyenangkan dengan memasukkan buah segar ke dalam air. Biarkan mereka memilih rasanya.

2. Pewarna buatan

Warna-warna cerah pada makanan anak-anak telah dikaitkan dengan hiperaktif, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), kecemasan dan depresi pada anak-anak. Warna-warna cerah tersebut tidak berasal dari bit, blueberry, atau kunyit. Sebaliknya, sebagian besar berasal dari minyak bumi.

3. Produk susu

Makanan lain yang mungkin sensitif bagi anak adalah produk susu. Banyak anak mengalami kesulitan mencerna produk susu dan hal ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan sakit kepala. Karena itu, cobalah beralih ke produk susu organik. Susu kambing dan domba umumnya lebih mudah dicerna.

4. Bahan tambahan

Bahan tambahan pada makanan siap saji seperti nitrat dan MSG dapat menyebabkan perubahan perilaku, termasuk hiperaktif, agresi, kecemasan, dan sakit kepala. Karena itu, cobalah untuk tidak memberi anak-anak produk apa pun dengan bahan-bahan tersebut.

5. Pemanis

Pemanis buatan adalah bahan kimia yang rasanya manis tetapi tidak mengandung kalori. Ironisnya, makanan tersebut meningkatkan nafsu makan dan membuat berat badan bertambah. Bahan-bahan tersebut juga menyebabkan sakit perut, kecemasan, dan hiperaktif.

Pilihan Editor: Kondisi Terrible Two Balita, Bagian dari Fase Pertumbuhan

Berita terkait

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

4 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

6 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

6 hari lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

6 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

6 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

8 hari lalu

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

Menjaga kulit agar tetap awet muda bisa dimulai dengan olahraga teratur dan makan makanan sehat.

Baca Selengkapnya