Mitos dan Fakta Tentang Penyakit Parkinson
Reporter
Ellya Syafriani
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 27 September 2024 09:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ada begitu banyak mitos dan kesalahpahaman orang mengenai penyakit Parkinson (PD) dan cara pengobatannya. Sehingga membuat pasien PD tidak mendapat perawatan yang tepat dan tidak dapat merawat diri mereka sendiri.
Oleh karena itu sangatlah penting memilah-milah informasi mengenai penyakit ini. Mengetahui lebih banyak tentang Parkinson dapat membantu mengoptimalkan perawatan dan kualitas hidup Anda.
Dilansir dari Pusat Penyakit dan Gangguan Gerakan Parkinson Johns Hopkins dan beberapa sumber terpercaya lainnya, berikut kami ungkap tujuh mitos dan fakta tentang penyakit Parkinson:
Pertama, mitosnya PD hanyalah merupakan kondisi motorik. Kebanyakan orang - termasuk beberapa dokter percaya bahwa PD hanya menyebabkan gejala yang berhubungan dengan gerakan (motorik) seperti tremor, termasuk tangan gemetar, kekakuan dan kelambatan.
Namun ternyata faktanya lebih dari itu. Gejala non-motorik layak untuk mendapatkan lebih banyak perhatian dari para dokter dan peneliti. Gejala-gejala ini termasuk gangguan kognitif atau demensia (biasanya pada stadium lanjut), kecemasan dan depresi, kelelahan, masalah tidur, dan banyak lagi.
Untuk beberapa pasien, gejala non-motorik lebih melumpuhkan daripada gejala motorik, yang merupakan fokus pengobatan. Namun tidak usah terlalu takut, karena banyak gejala non-motorik yang dapat diobati.
Kedua, mitosnya obat-obatan PD dapat membuat penyakit berkembang lebih cepat. Levodopa adalah terapi obat utama untuk penyakit Parkinson. Ini adalah obat ampuh yang membantu pasien dengan gejala motorik. Namun banyak mitos yang beredar bahwa levodopa entah bagaimana beracun dan membuat perkembangan Parkinson lebih cepat, menyakiti pasien.
Tapi kesalahpahaman tersebut sudah dibantah beberapa tahun lalu dengan uji klinis besar. Dimana ditemukan bahwa orang yang terpapar levodopa versus plasebo tidak lebih buruk. Bahkan, mereka lebih baik pada akhir penelitian. Levodopa memang bukanlah obat, bahkan hingga saat ini, belum ada obat untuk penyakit Parkinson, tetapi levodopa tidak beracun. Levodopa telah terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup para penyandang PD.
Mitos selanjutnya adalah semua orang dengan penyakit PD pasti mengalami tremor. Sangat mudah untuk menghubungkan tremor dengan penyakit PD karena ini adalah gejala yang menonjol dan mudah dikenali. Tetapi pada beberapa orang dengan PD tidak pernah mengalami tremor, dan bahkan mereka tidak mengalaminya pada awal kondisi.
Empat, PD dapat menyebabkan kematian tiba-tiba. Meskipun diagnosis Parkinson sangat menyedihkan, tapi bukanlah seperti vonis mati seperti yang dipikirkan oleh sebagian orang. Penyakit PD tidak seperti stroke atau serangan jantung yang dapat membunuh secara tiba-tiba.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu bagi yang mengalami penyakit ini, mungkin menjadi lebih rentan terjatuh, yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, latihan dan terapi fisik sangat penting
Kemudian mitos lainnya adalah stimulasi otak dalam adalah terapi "eksperimental". Faktanya stimulasi otak dalam, atau DBS, adalah metode yang telah digunakan sebagai praktik umum selama dua puluh tahun terakhir. Dimana dokter memasukkan elektroda ke otak saat obat-obatan tidak membantu mengatasi gejala motorik seperti kekakuan, kelambatan, dan tremor. Cara kerja DBS hampir sama dengan alat pacu jantung, tetapi kabelnya terletak diotak.
Enam, Banyak orang yang terjangkit penyakit ini meminta dokter untuk memprediksi prognosis mereka. Kenyataan PD sangat veriasi untuk setiap orang. Bahkan seorang ahli PD pun tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan bagi seseorang dengan PD. Dengan berolahraga, tidur yang cukup, dan mengonsumsi nutrisi yang tepat, dapat mengubah masa depan. Karena olahraga meningkatkan mobilitas, stamina, mood, dan kualitas hidup.
Terakhir, mitosnya PD memiliki eksaserbasi spontan, dan dapat berkobar secara tak terduga.
Kenyataan Parkinson tidak seperti itu. Perkembangan PD sangat lambat, meskipun gejalanya dapat berubah sepanjang hari. Jika gejala PD menjadi lebih buruk selama berhari-hari atau berminggu-minggu, maka sangat penting untuk mengidentifikasi sumbernya. Gejala PD dapat diperburuk oleh infeksi, dehidrasi, kurang tidur, kurang tidur, operasi baru-baru ini, stres, atau masalah medis lainnya. Bahkan tanpa gejala kandung kemih, infeksi saluran kemih adalah penyebab yang sangat umum.
Gejala PD dapat diperburuk oleh beberapa obat, seperti antipsikotik, asam valproat (Depakote®), litium, dan obat untuk mengurangi mual, seperti proklorperazin (Compazine®), metoklopramid (Reglan®), dan prometazin (Phenergan®). Tipsnya adalah sebelum memulai salah satu obat ini, konsultasikan dengan dokter saraf untuk mengetahui apakah ada alternatif yang lebih baik.
Itulah tadi beberapa mitos dan fakta mengenai penyakit Parkinson. Penting untuk kita selektif dalam memilih informasi mengenai Kesehatan. Apalagi ditengah gempuran teknologi informasi yang semakin maju, dapat memberi peluang banyaknya berita hoax semakin besar.
HOPKINSMEDICINE | PARKINSON.ORG
Pilihan editor: DBS, Cara Modern Penanganan Pasien Penyakit Parkinson