Mengenal Sakit 'Flu Pria', Benarkah Hanya Reaksi yang Berlebihan?

Minggu, 29 September 2024 11:58 WIB

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Cambridge Dictionary, flu pria atau ‘man flu’ adalah “penyakit seperti pilek yang tidak serius, tetapi orang yang mengalaminya, biasanya adalah pria, menganggap sakit tersebut lebih serius.

‘Man flu’ yang telah jadi pembicaraan dan lelucon selama bertahun-tahun, bukanlah penyakit yang dapat didiagnosis. Namun para ahli mengatakan inti dari lelucon ini adalah beberapa perbedaan imunologi yang menarik yang ada antara kedua jenis kelamin, tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada beberapa spesies lainnya.

“Ada benarnya gagasan bahwa pria dan wanita, laki-laki dan perempuan, menderita dampak infeksi secara berbeda,” kata Marlene Zuk, seorang profesor ekologi, evolusi, dan perilaku di University of Minnesota seperti dikutip dari Channel News Asia.

Pria cenderung memiliki sistem imun yang lebih lemah?

Ada bukti kuat bahwa pria lebih mungkin mengalami infeksi parah daripada wanita saat mereka sakit. Hal ini terlihat pada masa awal pandemi COVID-19 ketika pria memiliki tingkat rawat inap dan kematian yang lebih tinggi. Hal yang sama berlaku selama pandemi flu 1918 saat lebih banyak pria yang meninggal daripada wanita.

Advertising
Advertising

Sebagian dari hal ini dapat dijelaskan oleh perilaku, kata Matthew Memoli, peneliti utama di National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Penelitian menemukan bahwa secara umum, pria mengambil lebih sedikit tindakan pencegahan untuk menghindari sakit seperti mengenakan masker atau mencuci tangan.

Pria juga cenderung lebih terlibat dalam perilaku tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol. Mereka juga lebih enggan mencari perawatan medis yang semuanya dapat menyebabkan hasil yang lebih buruk saat mereka jatuh sakit. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan biologis juga dalam hal sistem imun pria dan wanita.

“Wanita sering kali menghasilkan atau meningkatkan respons imun yang lebih besar terlepas dari apa pun penyakitnya,” kata Sabra Klein, seorang profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Johns Hopkins University.

Perbedaan tersebut muncul bahkan sebelum infeksi terjadi. Sel imun wanita lebih cepat dalam mendeteksi penyerang asing seperti virus atau bakteri. Ketika ancaman teridentifikasi, sistem imun wanita melepaskan lebih banyak protein inflamasi, yang disebut sitokin. Sistem imun wanita juga menghasilkan lebih banyak antibodi sebagai respons terhadap virus dan vaksin, yang membantu melawan infeksi.

Tentu saja, ada perbedaan individu, tetapi wanita “cenderung memulai jenis respons tersebut jauh lebih cepat, dan kita mendapatkan aktivasi dan produksi protein imun yang lebih besar,” kata Klein.

Genetika dianggap memegang peranan penting. Beberapa gen yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh berada pada kromosom X. Seperti yang diketahui, perempuan memiliki dua kromosom X sedangkan laki-laki memiliki satu.

Akibatnya, fungsi gen tersebut seperti mendeteksi virus atau memproduksi sitokin sedikit meningkat pada wanita selama infeksi, kata Montserrat Anguera, seorang profesor madya ilmu biomedis di Fakultas Kedokteran Hewan University of Pennsylvania.

Hormon seks juga dapat menjadi faktor. Testosteron tampaknya melemahkan beberapa aspek fungsi kekebalan tubuh, seperti produksi antibodi, sementara estrogen meningkatkannya, meskipun estrogen juga terbukti menekan respons peradangan sistem kekebalan tubuh.

Ada sedikit penelitian mengenai mengapa kesenjangan imunitas antara pria dan wanita ini ada, tetapi para ahli mengatakan kemungkinan besar hal itu berkaitan dengan evolusi dan prokreasi. Zuk berhipotesis bahwa perbedaan ini muncul sebagai semacam trade-off, yakni biologi pria memprioritaskan prokreasi daripada umur panjang, sedangkan bagi wanita "lebih baik menangkal penyakit dan tetap ada untuk merawat keturunan".

Jadi apakah ini berarti flu pria itu nyata?

Tidak secepat itu. Penelitian dari beberapa tahun terakhir menemukan bahwa wanitalah yang melaporkan gejala terburuk ketika mereka mengalami infeksi pernapasan ringan. Dalam sebuah penelitian ketika para ilmuwan secara sengaja menginfeksi orang muda yang sehat dengan virus influenza, wanita mengalami lebih banyak gejala dan merasa lebih buruk daripada pria.

Hal itu karena sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dapat menyebabkan gejala yang lebih banyak dan lebih parah, kata Klein, setidaknya selama sakit ringan. Faktanya, banyak hal yang kita rasakan saat sakit seperti demam, kelelahan, hidung tersumbat disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi.

“Anda ingin memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat karena sistem ini membantu melindungi Anda dari penyakit dan membantu menyembuhkan penyakit. Namun, sistem kekebalan tubuh Anda, jika terlalu aktif, justru dapat membahayakan Anda,” kata Memoli.

Kerusakan yang disebabkan oleh sistem imun juga dapat mengakibatkan gejala yang berlangsung lebih lama. Dalam contoh yang paling ekstrem, wanita lebih mungkin mengalami sindrom pasca infeksi, seperti COVID yang berkepanjangan, mungkin sebagian karena sistem imun yang terlalu aktif.

Pilihan editor: Buruh Pabrik di Thailand Meninggal Gara-gara Cuti Sakit Ditolak Bos

Berita terkait

Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

4 hari lalu

Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

Pakar menyebut perlunya pengaturan aktivitas untuk menghindari heat stroke atau serangan panas pada saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Buruh Pabrik di Thailand Meninggal Gara-gara Cuti Sakit Ditolak Bos

4 hari lalu

Buruh Pabrik di Thailand Meninggal Gara-gara Cuti Sakit Ditolak Bos

Seorang karyawan pabrik di Thailand meninggal setelah permohonan liburnya ditolak oleh atasan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

4 hari lalu

Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

Radang lidah atau glossitis kondisi yang ditandai bengkak atau berubah warna

Baca Selengkapnya

Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

4 hari lalu

Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

Benarkah laki-laki lebih gampang sakit dibanding perempuan? Simak hasil penelitian berikut ini.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

7 hari lalu

Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

Pakar menyebut virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi.

Baca Selengkapnya

Sidang Helena Lim Ditunda Gara-gara Lehernya Kram

11 hari lalu

Sidang Helena Lim Ditunda Gara-gara Lehernya Kram

Terdakwa kasus dugaan korupsi timah, Helena Lim, batal menjalani sidang hari ini karena sakit. Sidangnya ditunda pekan depan.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Orang Sering Sakit

12 hari lalu

6 Penyebab Orang Sering Sakit

Berikut beberapa penyebab utama orang sering sakit, termasuk tertular dari anak dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya

Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

16 hari lalu

Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

Orang tua boleh khawatir bila anak sakit tapi bukan berarti otomatis tak mengizinkan ke sekolah. Kapan anak sakit harus di rumah atau tetap sekolah?

Baca Selengkapnya

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

24 hari lalu

Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).

Baca Selengkapnya

Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

26 hari lalu

Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

Dua gajah koleksi Solo Safari mati akibat infeksi hati dan elephant endotheliotropic herpesviruses.

Baca Selengkapnya