TEMPO.CO, Jakarta - Wanita yang berada dilingkungan kerja yang penuh tekanan dan rendah pengawasan serta dukungan sosialnya, ternyata risiko terkena penyakitnya sangat tinggi. Demikian laporan pada Mingguan British Medical Journal, beberapa waktu lalu.
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 21 ribu wanita perawat di Amerika. Semua responden diwajibkan mengisi kuesioner yang berisi berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh pekerjaan terhadap kesehatan. Seperti karakteristik personal, tanggung jawab pekerjaan, serta status kesehatan.
Hasilnya memperlihatkan wanita yang bekerja dalam posisi tugas yang super sibuk dan pengawasan tugas yang rendah ternyata memiliki status kesehatan yang paling buruk. Sementara, status kesehatan yang paling baik dimiliki oleh wanita pekerja yang beban pekerjaannya rendah. Kontribusi dukungan sosial pun ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi kesehatan yang bersangkutan.
Sayang penelitian ini tidak memperhitungkan faktor lainnya, seperti kebiasanaan merokok, umur, atau tingkat pendidikan.
Disebutkan pula, bahwa solusi yang tepat untuk mengatasi kondisi kerja yang bebannya berat adalah mengurangi stres. Misalnya dengan terapi relaksasi. "Penanganan secara individu biasanya cenderung lebih baik dan tepat sasaran," ungkap mereka.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
13 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.