TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kopi Internasional meresmikan 1 Oktober sebagai International Coffee Day atau Hari Kopi Sedunia pada 2014. Kopi memang semakin tinggi pamornya di dunia juga di Indonesia. Tahukah Anda ternyata saat ini ada Peta Cita Rasa dan Aroma Kopi Indonesia? Melalui peta itu, dua anak bangsa ini ingin mengenalkan literasi kopi Indonesia.
Semuanya berawal dari impian masa muda dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) sekitar dua dekade silam. Tejo Pramono, anak Banyuwangi, Jawa Timur, yang belajar teknik pertanian, bersahabat dengan Uji Saptono asal Wonosobo, Jawa Tengah, yang menekuni studi nutrisi dan ilmu pangan. Kedua anak muda itu menyimpan cita-cita serupa: turut berkontribusi merawat kekayaan dunia pangan Indonesia, mengenalkan ragam kekayaannya kepada publik luas, di dalam negeri ataupun negeri-negeri lain. Baca: 4 Langkah agar Kopi Tubruk Mencapai Taraf Nikmat Maksimal
Salah satu kontribusi itu keduanya wujudkan pada pekan lalu tatkala Tejo dan Uji meluncurkan Peta Cita rasa dan Aroma Kopi Indonesia. Dirancang pada 2017, proses ini memakan waktu lima tahun, sejak 2012. Di atas peta ini terbentang 25 jenis kopi lengkap dengan deskripsi rasa, varietas, dan daerah kopi berasal. Persebarannya bergerak dari barat ke timur Indonesia. "Ini hanya jendela kecil dari ragam kekayaan besar kopi Indonesia," ujar Tejo beberapa waktu lalu saat mampir di redaksi Tempo.
Peta ini lahir setelah 100 kali lebih mereka menyelenggarakan cupping atau kegiatan menguji rasa kopi--diperkaya dengan riset, kunjungan ke kebun-kebun petani kopi, diskusi dengan peneliti, dan sejumlah aktivitas lain. Pada 2012, Tejo dan Uji mendirikan Rumah Kopi Ranin alias Rakyat Tani Indonesia di kawasan Bantarjati, Bogor. Ranin adalah satu lokasi cupping yang terbuka bagi siapa saja. "Lazimnya orang hanya menjawab tiga kata bila ditanya soal rasa kopi: enak, pahit, mantap," ujar Tejo seraya tergelak.
Keduanya menekankan, salah satu tujuan utama cupping adalah agar masyarakat, khususnya para petani, bisa mengenali dan menikmati cita rasa kopi itu. Proses tersebut melatih kepekaan indra terhadap aroma dan rasa dalam secangkir kopi. Uji adalah pencicip kopi profesional khusus robusta (R Grader), dengan sertifikat internasional dari Specialty Coffee Association of Indonesia, SCAI. Di tangannya, aneka respons para pencicip pelan-pelan menemukan "kerangka awal" peta aroma dan rasa kopi Indonesia. Baca: Dosis Minum Kopi yang Bikin Umur Panjang
Menurut keduanya, selama ini urusan cita rasa kerap merujuk dan didominasi oleh cakram rasa dan aroma (coffee taster's flavor wheel) dari Specialty Coffee Association of America (SCAA). Banyak rasa yang sulit diimajinasikan karena tak dikenal dalam frasa Indonesia. "Jadi, yang ada di peta ini kami gunakan kosakata atau referensi yang lebih melekat dengan keseharian masyarakat kita," tutur Uji.
Umpama, aroma nangka matang, pahit, jagung bakar, rebusan kacang hijau, santan, cengkih, kacang mede, bumbu pecel. Atau bahkan aroma kayu lapuk yang biasanya muncul dari kopi yang terlalu lama disimpan di gudang.