TEMPO.CO, Jakarta - Berpikir kreatif salah satu kunci untuk menghadapi dunia saat ini. Dalam hal berbisnis di era digital misalnya, seseorang perlu memulainya dengan konsep kuat dan menarik. Biasanya konsep bisnis digital memiliki cerita orisinil, unik dan menarik. Kreativitas itu yang nantinya mengkombinasikan cerita dan konsep yang seru dengan teknologi digital sehingga menghasilkan bisnis yang sukses.
Hal itu terlihat dari kreativitas dan konsep kuat yang ditawarkan berbagai start-up. Aplikasi transportasi online berbasis teknologi, Go-Jek, contohnya. Misi sang pendiri awalnya hanya untuk membantu tukang ojek pangkalan untuk cepat dapat penumpang. Contoh lain, aplikasi pariwisata digital seperti Traveloka yang membantu wisatawan mencari tiket berwisata dengan harga lebih murah. Baca: Tak Sulit Mengajak Anak untuk Gemar Membaca Buku
"Mereka yang berhasil menjalani era digital dan era konseptual ini adalah orang-orang yang mampu memadukan high tech dan high touch," kata pengamat komunikasi digital sekaligus dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, Diah Ayu Candraningrum, pada acara pameran pendidikan yang Global Educational Supplies and Solutions (GESS) dengan tema "Creative Thinking in Digital Era" di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Jumat 29 September 2017.
Perempuan yang akrab disapa Sandra ini menjelaskan, konsep pemikiran high tech dan high touch ini merupakan hasil dari pemikiran kecenderungan penggunaan otak kanan dan otak kiri yang seimbang. Konsep high tech sendiri diartikan sebagai pemikiran yang maju dalam hal teknologi, sedangkan konsep high touch adalah pemikiran yang maju dalam hal emosi dan sosial.
Menurut kajian secara medis dan akademis, mereka yang aktif berpikir menggunakan otak kiri, biasanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang penuh logika dan rasional. Sebaliknya, orang yang aktif menggunakan otak kanannya, biasanya akan menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan hal-hal irasional karena terkait erat dengan seni atau emosi.
Sandra mengatakan orang yang kreatif biasanya berhasil memadukan kekuatan otak kanan dan kiri. Ia menambahkan IQ tinggi juga harus diikuti dengan sifat sosial tinggi dengan melihat masalah yang ada di lingkungan sekitar. “Dengan berpikir kreatif, seseorang bisa melihat masalah yang dihadapi kelompok minoritas. Misalnya membuat jembatan penyeberangan untuk difable,” katanya.
Bisnis berbasis ide kreatif ini pun akan menarik perhatian masyarakat karena ada keuntungan sosialnya. Bila sudah mendapatkan dukungan masyarakat atau suatu komunitas, maka suntikan dana pun akan mengalir. “Lihat saja start-up sekarang semakin meningkat jumlahnya. Bahkan, bisnis berbasis kreativitas dan teknologi seperti Tokopedia saja sampai mendapat suntikan dana triliunan rupiah dari Alibaba,” katanya.
Sandra menyarankan agar pendidikan saat ini bisa mendorong kreativitas sejak masa usia dini. Banyak orang yang sering merasa kreatif. Padahal kreativitas itu bisa diasah dengan melihat sekeliling, dan dilatih dengan menekuninya. "Orang kreatif, menjalankan bisnisnya dengan memadukan faktor solusi masalah sosial, keahlian manajemen, dan marketing," katanya.
Pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta Jimmy Paat menyayangkan bahwa saat ini sistem pendidikan Indonesia belum banyak yang mendorong adanya kreativitas. Ia menilai pendidikan di sekolah saat ini masih menggunakan pola menghafal. “Biasanya anak mendengar pertanyaan, lalu jawabannya pun sudah ditentukan, sehingga kreativitas susah diasah,” kata Jimmy. Baca: Buku Mahal, Salah Satu Sebab Minat Baca Kita Rendah?
Ada banyak faktor mengapa kreativitas murid murid Indonesia kurang terlatih di sekolah. Beberapa masalahnya adalah karena para guru kesulitan dengan materi yang terlalu banyak. Guru diminta untuk mencapai dan mengejar kurikulum, sehingga terkadang tidak bisa membuat berbagai kegiatan yang kreatif.
Masalah lain adalah kurangnya minat baca murid di Indonesia. Budaya baca yang kurang akibatnya menghambat anak-anak untuk berimajinasi. “Padahal membaca bisa meningkatkan imajinasi anak, karena anak bisa membayangkan berbagai kejadian yang diceritakan dalam tulisan di buku itu,” katanya.
MITRA TARIGAN