TEMPO.CO, Jakarta - Penyeduh kopi professional Evani Jesslyn mengakui kopi semakin populer di Indonesia. Bahkan, semakin banyak orang yang akhirnya ingin menjadi seorang barista alias orang yang ahli mempersiapkan, menyajikan dan membuat berbagai jenis minuman berbahan dasar kopi. “Sayang kebanyakan mereka hanya tahu pekerjaan barista itu bagian latte art saja,” katanya saat dihubungi Tempo Jumat 29 September 2017.
Latte art adalah cara menyiapkan kopi dengan menuangkan susu panas ke secangkir espresso dan menciptakan pola atau desain di permukaan latte. Selain itu bisa pula dengan langsung 'menggambar' di lapisan atas busa. Baca: Matte Black Latte, Kopi Unik Bertema Gotik
Evani mengatakan tingginya minat masyarakat untuk mempelajari latte art karena saat ini adalah dunia penuh media sosial. Sehingga hasil karya, yang biasanya berupa gambar seni di buih latte, bisa terlihat jelas dan siap dipamerkan di media sosial. “Padahal sebenarnya mempelajari latte art itu hanya poin plus dari menjadi barista,” kata Evani.
Ia mengatakan hal yang lebih utama dalam menjadi seorang barista adalah menyajikan cita rasa kopi yang lezat. “Kami mengingatkan bahwa kopi itu diminum dan dinikmati, bukan hanya untuk instagramable,” katanya.
Oleh karena itu, Evani menekankan agar para calon barista yang sedang belajar di First Crack Coffee Academy Grand Opening miliknya dapat memahami kopi dari hulu ke hilir. Ia mengandaikan seorang barista seperti seorang koki masak. Dalam meracik kopi itu, ia pun ingin agar para barista di bawah bimbingannya bisa memahami proses produksi kopi, yang mulai dikerjakan petani, distribusi hingga sampai di meja penikmat kopi. Para calon barista ini perlu tahu fakta bahwa petani kopi dari daerah Toraja harus menaiki kuda karena rata-rata kebun kopi di daerah itu tinggi sekali. “Mereka pun perlu tahu bahwa petani kopi di tanah Papua harus memikul air dari bawah untuk mengairi kebun kopinya yang ada di atas gunung,” kata Evani. Baca: Hari Kopi Sedunia, Ini Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika
Dengan mengetahui proses dari hulu ke hilir, kata Evani, orang akan menghargai kopi lokal lebih baik lagi. Selain itu, masyarakat, terutama barista, pun diharapkan bisa peduli terhadap proses yang lama itu.
Evani yang juga sudah menjadi Quality Grader, membuka kelas untuk barista muda antara Senin 25 September hingga Ahad 1 Oktober 2017. Dalam kelasnya itu, Evani mengundang ahli kopi dari Italia, Ermanno Perotti dan ahli Latte Art yang sudah memenangkan kompetisi Latter Art dunia, Arnon Thitiprasert.