Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kopi Dunia, Sudah Tahu Kopi dari Lepehan Kera?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi kopi. shutterstock.com
Ilustrasi kopi. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengumpulkan biji kopi yang berserakan di tanah perkebunan jadi rutinitas Abed Nego Tonta, 69 tahun, saban pukul 6 pagi. Warga Desa Peana, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu telaten memungut satu per satu biji kopi dan menyimpannya di wadah kaleng yang disebut blek. Jika sedang beruntung, dalam sehari ia bisa membawa pulang satu blek kopi pungut seberat 3 kilogram. “Semakin banyak biji kopi berceceran di tanah, saya akan semakin senang,” ujar Tonta, sapaan akrabnya, kepada Tempo English, Mei lalu.

Wajar bila Tonta lebih senang memungut dibanding memetik kopi langsung dari pohonnya. Sebab, biji kopi yang berserakan di tanah ini istimewa. Biji kopi itu adalah “pilihan” mamalia hutan yang kebanyakan nokturnal alias aktif berkeliaran pada malam hari. Sebut saja tarsius –hewan endemik Sulawesi Tengah, tupai, kera, kuskus kerdil, tikus, juga kelelawar. Para hewan itu hanya menyantap daging kopi yang manis dan sudah masak, lalu melepeh atau membuang bijinya ke tanah. Warga lokal menyebut biji kopi pilihan ini toratima.

Tonta menjelaskan, toratima semula hanyalah konsumsi pribadi dan suguhan untuk tamu yang berkunjung ke Sigi. Kadang pula menjadi oleh-oleh khas daerah pelosok yang berjarak 6 jam perjalanan darat dari Palu, ibukota Sulawesi Tengah ini. Namun kini, toratima sudah keluar kampung. Kopi ini bahkan menjadi andalan warung-warung kopi di Palu. Toratima juga menjadi primadona di Festival Kreatif Kopi Palu, yang digelar 20-21 Mei lalu. “Kopi ini punya keunikan yang mesti terus kami perkenalkan,” kata panitia festival yang juga pengusaha kopi, Yoseph Gustaf. Baca: Hari Kopi Sedunia, Apa Saja Cita Rasa Kopi?

Menurut Yoseph, Sulawesi Tengah sebenarnya punya potensi kopi lokal yang tak kalah dengan daerah lain. Selain toratima, ada juga kopi napu, kolawi, dan pipikoro. Masing-masing kopi tersebut punya keunikan tersendiri. Misalnya toratima, yang khas dengan rasanya yang manis dan pekat. Proses fermentasi oleh mamalia hutan juga membuat tingkat keasaman kopi berjenis robusta ini rendah, sehingga tidak membuat perut kembung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun karena lokasi Sigi terpencil dan tidak mendapat akses komunikasi telepon seluler, pengembangan kopi toratima menjadi agak terhambat. Butuh waktu 3 jam dengan mobil ditambah 3 jam lagi dengan sepeda motor untuk mencapainya dari Palu. Rahmad menuturkan, sepeda motor jadi moda transportasi utama karena jalan menuju Pipikoro sempit dan berkelok. “Saat kami pertama kali masuk ke sana pada 2003, 63 persen warga Pipikoro masih tergolong miskin,” ujarnya. Baca: Coba Lima Kedai Kopi di Jabodetabek Ini

Kondisi masyarakat setempat yang masih terjerat kemiskinan kontradiktif dengan kekayaan alam Pipikoro. Itulah sebabnya organisasi nirlaba Karsa Institute dan Yayasan Kemitraan tahun lalu menginisiasi Program Peduli. Salah satu bentuk kegiatannya adalah Festival Kopi Pipikoro. Festival yang berlangsung di Pipikoro itu bertujuan mempopulerkan kopi Sigi seperti toratima. Adapun Festival Kreatif Kopi Palu berskala lebih luas, mencakup jenis kopi dari seluruh Sulawesi Tengah. Dalam festival, petani tak hanya beradu racikan terbaik, tapi juga mendemonstrasikan cara tradisional pengolahan biji kopi, serta berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait kopi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

1 hari lalu

Suasana kafe yang juga merangkap akademi kopi di Talabumi Coffee Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.


4 Varian Cold Brew Sensation Djournal Coffee yang Dibuat dari Biji Kopi Enrekang

2 hari lalu

Cold Brew Sensation, Djournal Coffee. (dok. Djournal Coffee)
4 Varian Cold Brew Sensation Djournal Coffee yang Dibuat dari Biji Kopi Enrekang

Dengan racikan setiap cold brew dengan cermat, juga menciptakan pengalaman yang membawa kebahagiaan dan kepuasan kepada para penikmat kopi


Mengintip Cara Meracik Kopi Aceh yang Masih Menggunakan Saringan

4 hari lalu

Barista kedai kopi Solong yang terletak di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, sedang mempersiapkan kopi untuk pelanggan, Jumat (06/07/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Mengintip Cara Meracik Kopi Aceh yang Masih Menggunakan Saringan

Beda dengan kedai kopi modern yang menggunakan mesin, kedai kopi di Aceh masih menyeduh kopi dengan saringan. Jadi daya tarik pengunjung


Menikmati Secangkir Kopi Aceh di Kedai Solong yang Sederhana, Langganan Para Petinggi

4 hari lalu

Para pelanggan bercengkrama di kedai kopi Solong yang terletak di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/07/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Menikmati Secangkir Kopi Aceh di Kedai Solong yang Sederhana, Langganan Para Petinggi

Kedai ini bukan sekadar tempat menyesap kopi nikmat, tetapi juga menjadi tempat bercengkrama dan bercanda dalam nuansa tradisional.


Mengenal Kopi Sanger, Minuman Khas Aceh yang Diracik Penuh Pengertian

4 hari lalu

Kopi aceh Sanger dan Sanger Mini di Fakultas Kopi, Jalan Hangkelkir, Jakarta, 18 Juli 2016. TEMPO/ Nita Dian
Mengenal Kopi Sanger, Minuman Khas Aceh yang Diracik Penuh Pengertian

Kopi sanger yang berasal dari Banda Aceh ini memiliki perpaduan unik antara kopi dan susu yang disajikan secara khas.


Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

6 hari lalu

CAPTION: Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi barista dalam pembukaan event Jogja Coffee Week 2024 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta Jumat 6 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

Sri Sultan Hamengku Buwono X mendadak jadi barista dalam pembukaan event Jogja Coffee Week 2024 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta Jumat 6 September 2024.


Suka Minum Kopi, 2 Jenis Ini yang Paling Disukai Reza Rahadian

7 hari lalu

Reza Rahadian. Foto: Instagram.
Suka Minum Kopi, 2 Jenis Ini yang Paling Disukai Reza Rahadian

Dua jenis menu kopi menjadi andalan aktor Reza Rahadian adalah latte dan kopi hitam, dan waktu meminumnya pun berbeda.


4 Agenda Seru Jogja Coffee Week 2024 yang Digelar Awal September Ini

12 hari lalu

Perhelatan Jogja Coffee Week 2023. Dok.istimewa
4 Agenda Seru Jogja Coffee Week 2024 yang Digelar Awal September Ini

Lebarannya pecinta kopi Jogja Coffee Week 2024 akan digelar kembali di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta mulai 6 hingga 8 September 2024.


Tips Penting Liburan ke Yunani, dari Jadwal Kapal Feri hingga Cara Pesan Kopi

15 hari lalu

Santorini, Yunani (Pixabay)
Tips Penting Liburan ke Yunani, dari Jadwal Kapal Feri hingga Cara Pesan Kopi

Kalau berencana liburan ke Yunani, sebaiknya merencanakan perjalanan dengan tepat agar bisa memanfaatkan waktu liburan dengan baik.


Di Pagar Alam, Kopi Dibuat jadi Sabun hingga Teh untuk Oleh-oleh

16 hari lalu

Perempuan Adat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Desa Tebat Benawa, Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumsel saat pelatihan pembuatan sabun dari kopi lokal di Rumah Produksi Kopi Ringkeh, Rabu, 21 Agustus 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Di Pagar Alam, Kopi Dibuat jadi Sabun hingga Teh untuk Oleh-oleh

Rumah produksi di Pagar Alam ini membuat kopi menjadi sabun mandi, massage oil, hingga teh sebagai oleh-oleh.