TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi sakit tak pernah diduga, apalagi kalau menyangkut masalah penyakit jantung. Ketika kita dimasukkan ke dalam sebuah perawatan, pernahkah kita berpikir bahwa peralatan di kamar tersebut sudah lengkap dan sesuai dengan fungsinya?
Ahli anestesi yang juga konsultan ICU dari RSUP Haji Adam Malik, Medan, dr Ade Veronica H.Y SpAn KIC., kepada Tempo menjelaskan beberapa di antaranya:
oxygen outlet | ISTIMEWA
1. Oksigen (Sentral) yang terletak dipanel dinding ruang rawat.
layar monitor sambungan dari elektroda | Istimewa
2. Alat monitor hemodinamik dan saturasi, terletak di dekat pasien. Tujuannya untuk mengetahui antara lain : Gelombang denyut jantung, tekanan darah, oksigen yang diserap tubuh, temperatur, frekuensi pernapasan.
elektroda | Istimewa
Data tersebut diperoleh dengan cara menempelkan elektroda di tubuh pasien, untuk dihubungkan ke monitor dengan kabel. Parameter di monitor bisa bervariasi, tergantung jenis yang diinginkan rumah sakit.
3. Alat perekam denyut Jantung atau EKG (Elektrokardiogram)
syring pump | ISTIMEWA
4. Alat bantu pemberian cairan dan obat antara lain : syring pump (untuk pemberian obat-obat yang perlu diberikan secara titrasi).
infus pump | ISTIMEWA
Juga Infusion pump (untuk pemberian cairan agar akurat jumlah yang diberikan).
5. Bila di ICU sebaiknya tersedia alat bantu napas jenis invasive, yang diperlukan apabila pasien mengalami gagal napas. Alat bantu napas Non Invasive bisa digunakan diluar ICU (HCU/HDU) dengan syarat petugas medis memahami operasional alat tersebut meskipun sederhana cara kerjanya.
6. Alat penghisap (suction machine) cairan (sekret paru, darah dan lain-lain).
Kesemua enam alat tersebut, menurut Ade paling tidak harus ada di ruang yang merawat pasien kritis atau penderita penyakit jantung. "Alat canggih lainnya bisa saja ada, tergantung pada kemampuan masing-masing rumah sakit untuk menyediakannya," katanya.