TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Hal ini, berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu. Peringkat Indonesia ini persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Kondisi memprihatinkan ini memerlukan sebuah solusi diantaranya untuk penyediaan taman bacaan.
Kemudian, Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara tersebut. PISA menyebutkan, tidak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi di tingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu.
Baca: Klub Baca Buku Jogja, Cacing Buku Bekerja Dalam Diam
Untuk meningkatkan budaya literasi dan minat baca anak-anak di Indonesia sekaligus merayakan HUT Arya Noble yang ke-18, maka berkolaborasi dengan Taman Baca Inovator mendirikan Taman Baca Jendela Dunia di SD Dinamika Indonesia Bantar Gebang, Bekasi pada Rabu, 4 Oktober 2017.
Peluncuran taman baca ini bertujuan untuk membantu program Pemerintah dalam peningkatan budaya literasi dan minat baca anak-anak khususnya di daerah pinggir Ibu Kota Jakarta.
Andreas Bayu Aji, Chief Corporate Services Officer Arya Noble menjelaskan program ini merupakan sebuah komitmen dibidang Pendidikan khususnya untuk membantu program pemerintah dalam peningkatan budaya literasi dan minat baca di Indonesia.
"Seperti yang diketahui, tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah menurut data statistic UNESCO pada tahun 2012 presentasi minat baca Indonesia sebanyak 0,001 persen. Hal ini berarti dari 1.000 penduduk hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Karena tak mau terus terjadi, kita membuat program ini," kata Andreas melalui programnya tak hanya memberikan buku, tetapi juga membuat program-program yang berkaitan dengan peningkatkan budaya literasi dan minat baca anak.
"Tahun ini ditargetkan ada tiga Taman Baca Jendela Dunia yang dibangun, dan akan ditingkatkan pada tahun depan sebanyak lima sampai enam Taman Baca Jendela Dunia," kata Andreas.
Dalam UNESCO dijelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang multiple effect atau dapat memberikan efek untuk ranah yang lebih luas. Kemampuan literasi dapat membantu memberantas buta huruf, menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian.
“Kami sangat senang sekali dengan sinergi yang dilakukan antara Arya Noble dan Taman Baca Inovator dalam peluncuran taman baca ini. Kami yakin setiap anak-anak Indonesia mempunyai minat baca yang tingggi, tapi mungkin belum tereksplorasi dengan baik," kata Yessi Chandra, Ketua Yayasan Taman Baca Inovator.
Yessi mengatakan tempatnya hadir sebagai fasilitator kepada anak-anak untuk membangun kembali semangat membaca mereka dengan berbagai program yang dihadirkan. Selama ini Yessi sudah menerapkan Program Membaca Bersama, Belajar Bahasa Inggris, Lomba Membaca, dan Creativity Day pada tiap Taman Baca Inovator yang sudah berdiri dan ternyata hasilnya sangat luar biasa. "Anak-anak menjadi semakin senang untuk membaca sehingga menambah pengetahuan dan kreatifitas mereka."
Taman Baca Jendela Dunia berada didalam Sekolah Dasar Dinamika Indonesia, yang berada di sebelah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Lebih tepatnya berada di dekat pos timbang kedua truk sampah area TPST Bantar Gebang, Bekasi. Sekolah ini didirikan sejak tahun 1995 untuk anak-anak kurang mampu dan anak pemulung yang ada di Bantar Gebang, Bekasi.
"Semoga kehadiran Taman Baca Jendela Dunia dilingkungan sekolah ini dapat mencipta semangat baru bagi anak-anak untuk terus bersekolah dan menikmati buku-buku berkualitas yang ada dan kami sediakan," kata Andreas tentang taman bacaan.
HADRIANI P.