TEMPO.CO, Jakarta - Lingkungan kerja ternyata bisa mempengaruhi kesehatan jiwa dan perilaku para karyawannya. Hari ini, 10 Oktober 2017, dunia memperingati Hari Kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa di tempat kerja menjadi tema global yang menjadi perhatian tahun ini.
Dalam rilisnya, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Dr Eka Viora SpKJ, menyebutkan bahwa lingkungan kerja yang buruk tak hanya memicu risiko kesehatan fisik, tapi juga kesehatan jiwa.
Baca juga:
Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?
Stocking, Bisa Halau Nyamuk Demam Berdarah
7 Faktor Pemicu di Kantor yang Mengancam Kesehatan Jiwa
Berikut ini risiko kesehatan yang perlu diwaspadai akibat lingkungan kerja yang buruk seperti disebutk Eka:
1. Kesehatan fisik seperti hipertensi, diabetes, gangguan pola makan, dan lain-lain
2. Kesehatan jiwa seperti kecemasan, depresi, gangguan panik, penggunaan zat atau alcohol yang berbahaya (harmful use)
3. Perilaku seperti agresif, mudah marah dan tersinggung,
"Lingkungan kerja yang tidak sehat ini pada akhirnya akan berdampak pada ketidakhadiran atau absenteeism, rendahnya motivasi dan kinerja serta hilangnya produktivitas," katanya.
Parahnya lagi, risiko pekerjaan terkait dengan masalah fisik dan psikologis ini juga ternyata dapat membuat perusahaan menanggung beban yang tak kecil. Yaitu antara lain bisa menyebabkan tingginya biaya perusahaan atau tempat kerja karena tingginya klaim asuransi kesehatan, menurunnya produktivitas dan sering terjadi peningkatan pergantian staf. "Juga bisa berdampak negatif pada keluarga seperti tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga serta interaksi sosial para pekerja tersebut," kata Eka menambahkan.