Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekstrovert atau Introvert, Tebak dari Cara Berjalannya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
jalan (Pexels.com)
jalan (Pexels.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kecepatan berjalan seseorang ternyata tak hanya menunjukkan suasana hati dan emosinya, tetapi juga kepribadiannya, menurut sebuah studi dalam jurnal Social Psychological and Personality Science.

Orang-orang ekstrovert berjalan lebih cepat ketimbang rekan mereka yang introvert.

Para peneliti di Amerika Serikat dan Prancis menemukan, orang yang berjalan relatif cepat cenderung lebih tinggi nilai extraversion--tipe kepribadian yang minatnya lebih mengarah ke alam dan fenomena sosial, openness (imajinaif, kreatif dan artistik), conscientiousness-nya (kemampuan fokus), dan lebih rendah untuk neuroticsm (pengaruh dan pengendalian emosi).  

Baca juga:
Bohong ala Dwi Hartanto, Bagaimana Solusinya?
7 Faktor Pemicu di Kantor yang Mengancam Kesehatan Jiwa 
Hati-hati Curhat di Media Sosial, Belajar dari Lyra Virna

Extraversion berhubungan dengan kecepatan berjalan rata-rata 0,06 meter per detik.

"Studi ini membuktikan kecepatan berjalan merefleksikan kepribadian individu," tutur peneliti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk sampai pada temuan itu, para peneliti mengumpulkan data dari lebih dari 15.000 orang dewasa demi mengetahui kepribadian mereka dan cara berjalannya.

Data kepribadian para partisipan diambil melalui survei berdasarkan lima kepribadian besar, yakni extraversion, openness, conscientiousness, agreeableness dan neuroticism.

Kepribadian tak hanya mempengaruhi kecepatan berjalan, tetapi juga cara berjalan. Mereka yang lebih rendah nilai neuroticism dan lebih tinggi nilai extraversion, conscientiousness dan opennes-nya, cenderung tak mengurangi kecepatan berjalannya ketimbang orang lainnya.

Sebuah studi sebelumnya memperlihatkan, mereka yang lebih tinggi nilai neuroticsm dan conscientiousness yang lebih rendah kurang aktif bergerak dan lebih banyak melakukan perilaku sedentary (tak beraktivitas).

"Jika Anda pergi bersama keluarga, lalu orang tua Anda bilang, "Cepat", "Ayo" atau "Lihat ini", itu akan berpengaruh pada kecepatn berjalan Anda," tutur Patti Wood, penulis buku "Snap: Making the Most of First Impressions seperti dilansir Medical Daily.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temilnas V IPK Indonesia 2023: Peran Psikologi Klinis dalam Keragaman Budaya dan Kesehatan Mental

22 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan secara daring dalam kegiatan Temilnas V IPK Indonesia.
Temilnas V IPK Indonesia 2023: Peran Psikologi Klinis dalam Keragaman Budaya dan Kesehatan Mental

Temilnas V adalah platform penting untuk memperkokoh kolaborasi dan pengembangan praktik psikologi klinis di Indonesia


Prodi Baru Pendidikan Profesi Psikologi, Dekan Unpad: Kuliah 1,5 Tahun Tanpa Tesis

8 Agustus 2023

Universitas Padjajaran atau Unpad. unpad.ac.id
Prodi Baru Pendidikan Profesi Psikologi, Dekan Unpad: Kuliah 1,5 Tahun Tanpa Tesis

Program keprofesian psikolog merupakan pilihan studi lanjutan bagi sarjana psikologi.


Kemendikbud Buat Aturan Baru Kuliah Psikologi, Ada Program Profesi Hingga Subspesialis Usai S1

7 Agustus 2023

Ilustrasi pasangan konsultasi dengan psikolog. Shutterstock
Kemendikbud Buat Aturan Baru Kuliah Psikologi, Ada Program Profesi Hingga Subspesialis Usai S1

Permendikbud terbaru mengatur tentang pendidikan profesi psikologi untuk lulusan S1 Psikologi.


Tes Wartegg, Jenis Psikotes Apakah Itu?

1 Agustus 2023

Ilustrasi tes psikologi. Istimewa
Tes Wartegg, Jenis Psikotes Apakah Itu?

Tes Wartegg tergolong salah satu jenis psikotes


Tips Mengikuti Tes Psikologi untuk Calon Karyawan

1 Agustus 2023

Ilustrasi tes psikologi. Istimewa
Tips Mengikuti Tes Psikologi untuk Calon Karyawan

Tes psikologi atau psikotes salah satu rangkaian dalam proses perekrutan calon karyawan. Simak mengenai penjelasan dan ikuti tips selengkapnya.


Berikut Deretan Aplikasi AI yang Dapat Berfungsi Sebagai Teman Curhat

31 Juli 2023

Anak-anak di Cina mulai bermain dengan mainan berisi kecerdasan buatan untuk membantu meringankan beban asuh orang tua. Xinhua
Berikut Deretan Aplikasi AI yang Dapat Berfungsi Sebagai Teman Curhat

Aplikasi ai ini dapat berfungsi menjadi terapis kehatan mental.


Daftar 13 Kampus Psikologi Terbaik di Indonesia versi SIR 2023

21 Juli 2023

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Daftar 13 Kampus Psikologi Terbaik di Indonesia versi SIR 2023

Daftar kampus psikologi terbaik di Indonesia versi SIR 2023, di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan UI


Korban Pelecehan Seksual Perlu Mendapat Kepercayaan, Psikolog Beri Alasan

12 Juli 2023

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Korban Pelecehan Seksual Perlu Mendapat Kepercayaan, Psikolog Beri Alasan

Sikap percaya pada yang dialami korban pelecehan seksual penting ditunjukkan agar korban merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.


Tes Psikologi Menggunakan Noda Tinta, Apa Itu Metode Rorschach?

10 Juli 2023

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
Tes Psikologi Menggunakan Noda Tinta, Apa Itu Metode Rorschach?

Rorschach, tes psikologi menggunakan gambar noda tinta sebagai medium penggambaran kepribadian seseorang


Demam Konser dan Pertandingan, Self Reward atau Flexing? Ini Kata Dosen Psikologi Unesa

21 Juni 2023

Coldplay Harus Manggung di Indonesia
Demam Konser dan Pertandingan, Self Reward atau Flexing? Ini Kata Dosen Psikologi Unesa

Menurutnya, menonton konser dan pertandingan dapat menjadi bentuk self reward dan tak melulu untuk flexing. Namun, masyarakat harus tetap bijak menyikapinya.