TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Tika Bisono menyatakan, anak muda, khususnya remaja rentan terpengaruh kondisi di lingkungan sekitarnya. Saat remaja, kata Tika, anak sedang berada dalam masa kelabilan atau mudah goyah, baik dalam konteks cara berpikir atau emosional.
“Anak remaja masuk masa transisi, itu masa paling kritis dan tidak menentu,” kata Tika saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Oktober 2017.
Baca Juga:
Pernikahan sesama jenis kembali terjadi di Indonesia, persisnya di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Pasangan sesama jenis itu adalah MF, warga Kecamatan Panti berusia 21 tahun dan AP, warga Kecamatan Ajung berumur 23 tahun.
Mereka menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Ajung pada akhir September 2017. Namun, pernikahan itu tengah diusut polisi karena dugaan memalsukan dokumen.
Menurut Tika, remaja perlu mendapat perhatian dan bimbingan orangtua agar tak terjerumus di dalam keinginannya untuk menikah dengan sesama jenis. Sebab, psikologis remaja rentan terpengaruh hal-hal di luar rumah.
Baca juga:4 Trik Memilih Suplemen Agar Stamina Tetap Oke
Apalagi bila remaja merasa tak nyaman di dalam rumah dan berusaha mencari lingkungan baru yang lebih memperhatikannya. Alhasil, lanjut Tika, lingkungan di luar rumah terasa seperti keluarga inti.
Orangtua juga harus merangkul remaja yang aktivitas sehari-harinya mulai jauh dari keluarga. Pembiaran terhadap anak akan memunculkan perasaan tidak dipedulikan oleh keluarga sendiri.
“Kemudian datanglah seseorang yang mau melindungi dan membahagiakannya,” ujar Tika.
Tika berujar, masalah justru banyak terjadi di dalam keluarga. Misalnya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang akhirnya membuat anak tak nyaman.
Selain itu, ada juga sikap orangtua yang tak memahami atau menunjukkan kepeduliannya kepada remaja. Hal ini berpotensi memicu anak mencari ‘pelarian’ di luar rumah.