TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu anak muda yang aktif menulis blog (blogger), Kalis Mardiasih, berpendapat bahwa tak sedikit pemuda Indonesia terbawa arus media sosial. Kalis mengkhawatirkan dampak media sosial yang membuat anak muda ikut reaktif menanggapi sebuah isu.
“Begitu mungkin ya (terbawa arus media sosial). Tapi, pemuda yang kritis banyak, kok,” kata Kalis saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Oktober 2017.
Kalis menilai, seharusnya pemuda dapat memberikan solusi dan mencerahkan. Meski teknologi selalu berkembang, bukan berarti pemuda saat ini bebas memperburuk situasi dan melebarkan polarisasi melalui media sosial. Kalis berharap agar pemuda tak mudah reaktif dan terpancing dengan isu yang belum diketahui kebenarannya atau hoax.
Baca juga:
Mau Lebih Kreatif? Coba Ganti Suasana Kantor, Ini Risetnya
7 Kesalahan Mengelola Keuangan yang Dilakukan Anak Muda Jaman Now
Menurut Kalis, pemuda sekarang ini mudah terombang-ambing dan tak memiliki sikap yang datang dari dirinya sendiri. Sebab, pemuda hanya mengikuti apa yang menjadi mayoritas dan sedang tren. Apa yang diikutinya itu lantas dianggap sebagai sebuah kebenaran.
Kalis mencontohkan unjuk rasa mahasiswa terkait tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di depan Istana Negara, Jumat, 20 Oktober 2017. Menurutnya, orasi dalam aksi itu banyak disampaikan oleh generasi tua selaku mantan aktivis atau orang dewasa yang sudah sejahtera.
“Anak-anak mudanya enggak punya pendapat sendiri, enggak bisa menjelaskan posisinya,” jelas Kalis.
Pemuda, kata Kalis, perlu menjadi pembaca yang tekun agar tak mudah termakan isu-isu di media sosial. Banyak membaca dan berdiskusi dengan ahlinya akan membawa pemuda melihat persoalan secara utuh.
“Pemudanya mungkin masih kaget sama teknologi internet yang selalu ada kejutan tiap harinya. Jadi, belum tuntas budaya membacanya, sudah ada internet,” ujar Kalis.