TEMPO.CO, Jakarta - Beredarnya video porno seperti yang terjadi beberapa hari terakhir ini jangan dianggap enteng. Begitu disebutkan psikiater Klinik Psikosomatik Omni Hospitals, Alam Sutera, dr Andri SpKJ FAPM, kepada Tempo, Jumat malam, 27 Oktober 2017.
Menurut Andri, viralnya video porno di media sosial ini bisa membuat beberapa orang menjadi kecanduan menonton video porno. Artinya, timbul keinginan terus-menerus untuk memuaskan hasrat dengan menonton sesuatu yang bisa merangsang.
Rasa kecanduan itu muncul ketika ada pikiran obsesif yang selalu memikirkan pornografi dan berhubungan intim. Setelahnya, terjadi perilaku kompulsi, di mana seseorang akan mencari tontonan seksual, seperti video atau film porno.
“Perilaku kompulsi atau tindakan yang biasanya dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan, ini memang dikaitkan dengan adanya pikiran obsesif. Jadi, pikiran obsesif dulu kemudian perilaku kompulsi,” ujar Andri.
Baca juga: Sumpah Pemuda 2017, Hater di Media Sosial Ancam Kesatuan Bangsa
Menurut Andri, ada kemungkinan laki-laki melakukan pemerkosaan setelah menonton video porno. Namun, kecanduan menonton video porno belum tentu berpengaruh pada keinginan untuk selalu berhubungan intim.
Beberapa orang yang kerap menonton video porno mempunyai alasan beragam.
Salah satunya kurang percaya diri saat melakukan hubungan intim dengan pasangannya. Selain itu, ada orang yang kesulitan mencari pasangan. Akhirnya, mereka berupaya menemukan cara lain untuk memenuhi keinginan seksualnya.
“Jadi, belum tentu orang yang kecanduan pornografi malah kemudian berhubungan seksual,” kata Andri.
Baca: Masih Suka Nonton Video Porno? Begini Dampaknya Kata Ahli Jiwa
Andri mengingatkan bahwa kecanduan menonton video porno akan mengganggu fungsi seksual dan kesehatan jiwa seseorang. Gangguan itu juga terjadi karena fantasi atau khayalan seksual yang berlebihan.
Kecanduan video porno ini juga, menurut Andri, lebih banyak terjadi pada laki-laki. "Laki-laki, lebih suka memuaskan fantasinya dengan menonton video porno. Sedangkan perempuan ingin mencari referensi gaya atau pemanasan sebelum berhubungan intim," katanya.